Selasa 15 May 2018 20:24 WIB

ICRP: 120 Perempuan Siap Lakukan Teror Sejak 2 Tahun Lalu

Musdah mengatakan 120 orang perempuan itu tersebar di berbagai jaringan teroris.

Rep: Ronggo Astungkoro/ Red: Ratna Puspita
[Ilustrasi] Tim Densus 88 melakukan penggeledahan terhadap rumah terduga teroris di Pakis, Malang, Jawa Timur.
Foto: Antara/Ari Bowo Sucipto
[Ilustrasi] Tim Densus 88 melakukan penggeledahan terhadap rumah terduga teroris di Pakis, Malang, Jawa Timur.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Umum Yayasan ICRP Musdah Mulia mengungkapkan, berdasarkan hasil penelitiannya pada dua tahun lalu, ada 120 perempuan yang siap menjadi pelaku bom bunuh diri. Ia menjelaskan, 120 orang perempuan itu tersebar di berbagai jaringan teroris. 

Musdah mengatakan kendati posisi mereka tersebar, hubungan di antara mereka semua amat erat satu sama lain. Mereka semua pun saling mengenal satu sama lain.

Menurut Musdah, pelibatan perempuan ini karena ISIS melakukan perubahan strategi peneroran. Sejak empat hingga lima tahun yang lalu, ISIS menggunakan perempuan dan anak-anak.

"Mengapa? Pertama, murah. Kedua, perempuan itu lebih taat apalagi kalau urusan agama," kata Musdah di Kantor Wahid Foundation, Jakarta Pusat, Selasa (15/5).

Baca Juga: Pelibatan Perempuan dalam Aksi Teror Muncul 2 Tahun Terakhir

Alasan ketiga, Musdah menerangkan, terkait dengan kemanan. Ia menjelaskan, perempuan biasanya bisa lebih mudah lolos dari pengamanan. 

Perempuan dan anak-anak, kata dia, bisa seperti itu lantaran adanya rasa kasihan dari pihak keamanan yang hendak melakukan pemeriksaan. "Oh, bawa anak-anak ini, tidak mungkin (berbuat jahat)," kata dia.

Namun, dia mengatakan, dalam banyak kasus bom bunuh diri, perempuan justru membawa anak-anak ketika melakukan aksinya. 

Baca Juga: Psikolog: Teroris Perempuan Lebih Militan

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement