REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pascateror yang terjadi di Surabaya, Jawa Timur, polisi juga menangkap dua terduga teroris di Palembang, Sumatra Selatan pada Senin (15/5). Kedua teroris tersebut diduga berkaitan dengan upaya penyerangan Markas Korps Brigade Mobil.
"Yang di Sumatra Selatan kaitannya pada saat kejadian di Mako Brimob maka mereka merencanakan untuk menyerang Mako Polda Sumsel," kata Kepala Divisi Hubungan Masyarakat Polri Inspektur Jenderal Polisi Setyo Wasisto di Markas Besar Polri, Jakarta, Selasa (15/5).
Setyo menambahkan, dalam penangkapan itu, masih ada sejumlah terduga teroris yang meloloskan diri. Semuanya merupakan anggota Jamaah Ansharut Daulah (JAD). "Delapan orang merencanakan menyerang Polda Sumsel enam melarikan diri," kata Setyo.
Sebelumnya, 13 orang ditangkap karena diduga terlibat jaringan terorisme dan rentetan ledakan bom di wilayah Jawa Timur. Dari 13 orang tersebut, dua di antaranya ditembak dan meninggal dunia. Setyo menyebutkan, mereka ditembak karena pada saat diadakan penangkapan melakukan perlawanan.
Salah satunya adalah yang meninggal ialah Budi Satrio alias BS. Menurut Setyo, Budi Satrio berperan sebagai penampung dana yang digunakan JAD di Surabaya. JAD Surabaya diketuai oleh Dita yang melakukan bunuh diri di Gereja. Selanjutnya, terduga teroris yang tewas adalah Wicang alias F.
Kendati demikian, Setyo belum bisa merinci identitas maupun inisial 13 orang lainnya. Tiga gereja di Surabaya mengalami pengeboman pada Ahad (13/5). Lalu Mapolrestabes Surabaya juga dibom pada Senin (14/5). Malam harinya sebuah Rusun di Wonocolo, Sidoarjo juga meledak. Total yang meninggal dalam insiden itu sejauh ini adalah 25 orang, 13 pelaku dan 12 lainnya aparat dan warga sipil.
Pada Selasa (15/5) sore, baku tembak antara Densus 88 Antiteror Mabes Polri dan terduga teroris terjadi di Surabaya. Baku tembak yang terjadi di Jalan Sikatan, Manukan Kulon, itu menewaskan satu orang.
Kabis Humas Polda Jawa Timur Komisaris Besar Polisi Frans Barung Mangera membenarkan adanya baku tembak antara terduga teroris dengan anggota Densus 88 Antiteror Mabes Polri . Baku tembak tersebut terjadi di Jalan Sikatan, Manukan Kulon, Surabaya.
"Iya memang benar ada baku tembak (antara terduga teroris dengan Densus 88 di Surabaya)," kata Frans saat dikonfirmasi di Mapolda Jatim, Surabaya, Selasa (15/5).