Ahad 13 May 2018 17:41 WIB

Jokowi: Kita Harus Bersatu Melawan Terorisme

Presiden menegaskan jaringan pelaku teror harus diberantas hingga ke akar-akarnya.

Rep: Debbie Sutrisno‎/ Red: Bayu Hermawan
Presiden Jokowi melakukan konferensi pers terkait pengeboman di surabaya, Ahad (13/5).
Foto: Republika/Debbie Sutrisno
Presiden Jokowi melakukan konferensi pers terkait pengeboman di surabaya, Ahad (13/5).

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Presiden Joko Widodo (Jokowi) memerintahkan kepada Kapolri Jenderal Tito Karnavian, untuk mengusut tuntas jaringan-jaringan pelaku aksi terorisme di wilayah Surabaya pada Ahad (13/5) pagi. Jokowi menegaskan, jaringan ini harus dicari hingga ke akar-akarnya agar aksi teror serupa tidak terulang lagi.

Jokowi menegaskan, seluruh aparat negara harus dapat mencegah agar teror bom tidak terjadi kembali. Selain itu, Jokowi mengajak semua masyarakat untuk bersama-sama memerangi terorisme, memerangi radikalisme yang bertentangan dengan dengan nilai-nilai agama, nilai-nilai luhur rakyat Indonesia sebagai bangsa yang menjunjung tinggi nilai ketuhanan dan nilai-nilai kebinekaan.

"Saya juga menghimbau untuk seluruh rakyat di pelosok tanah air agar semuanya tetap tenang menjaga persatuan dan waspada. Hanya dengan upaya bersama seluruh bangsa terorisme dapat kita berantas. Kita harus bersatu melawan terorisme," kata Jokowi dalam konferensi pers, Ahad (13/5).

Jokowi pun mengajak semua masyarakat berdoa untuk korban yang meninggal dunia, dan kepada keluarga yang ditinggalkan diberi ketabahan dan keikhlasan. "Untuk para korban yang luka mari kita doakan agar diberi kesembuahan dan pemerintah menjamin semua biaya pengobatan dan perawatan para korban," ujarnya.

Jokowi juga mengecam keras pengeboman yang dilakukan di tiga gereha di Surabaya. Ia menegaskan, aksi pengebomanan ini sangat tidak bisa dimaafkan karena menimbulkan banyak korban jiwa baik yang meninggal maupun luka-luka.

"Tindakan terorisme kali ini sungguh biadab dan diluar batas kemanusiaan yang menimbulkan korban anggota masyarakat, anggota kepolisian, juga anak-anak yang tidak berdosa. Terrmasuk pelaku yang menggunakan dua anak berumur kurang lebih 10 tahun yang digunakan juga untuk pelaku bom bunuh diri," jelas Jokowi.

Presiden menambahkan, terorisme adalah kejahatan terhadap kemanusiaan dan tidak ada kaitannya dengan agama apapun. Sebab semua ajaran agama menolak aksi terorisme dengan apapu alasannya. "Tak ada kata yang dapat menggambarkan betapa dalam rasa duka cita kita semua atas jatuhnya korban akibat serangan bom bunuh diri di Surabaya kali ini," ucapnya.

Teror bom melanda wilayah Surabaya pada Ahad (13/5) pagi. Ledakan bom pertama kali terjadi di Gereja Santa Maria di Jalan Ngagel, sekitar pukul 06.30 WIB. Ledakan bom kedua terjadi di Gereja Kristen Indonesia (GKI) Diponegoro, sekitar pukul 07.15 WIB. Terakhir, aksi teror bom terjadi di Gereja Pantekosta Pusat Surabaya (GPPS) di Jalan Arjuna pada pukul 07.53 WIB.

Kabid Humas Kepolisian Daerah Jawa Timur Kombes Pol Frans Barung Mangera kembali mengungkapkan, hingga saat ini sebanyak 11 orang tewas akibat aksi teror tersebut. Sementara itu, untuk korban luka-luka yang saat ini dirawat masih berjumlah 41 orang. Kesemua korban dirawat di RS. Dr. Soetomo, RS Bedah Surabaya, RS Bhayangkara Surabaya dan lain sebagainya.

(Baca juga: Sudah 11 Korban Bom Surabaya Teridentifikasi)

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement