REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Sepuluh ambulans disiagakan di depan Gereja Santa Maria, Ngagel, Surabaya, Jawa Timur, menyusul terjadinya ledakan di gereja tersebut pada Ahad (13/5) pagi. Sejumlah ambulans yang disiagakan itu diparkir berjajar di sisi barat gereja menghadap ke utara.
Salah seorang petugas parkir Gereja Santa Maria, Suwardi, mengaku kurang paham terkait kejadian pengboman tersebut. Sebab saat itu, dia sedang mengatur kendaraan di jalan depan gereja.
"Kejadiannya sekitar pukul 07.30 WIB, saat itu saya sedang mengatur kendaraan yang berjumlah lima unit, dan tiba-tiba terdengar ledakan keras dari halaman gereja," katanya saat dikonfirmasi di lokasi kejadian.
Suwradi mengemukakan begitu mendengar ledakan, ia langsung berusaha menyelamatkan diri karena saat itu terlihat asap membumbung tinggi di dekat lokasi kejadian. "Posisi saya saat itu berada 50 sampai dengan 100 meter, dan hanya mendengar ledakan keras akibat ledakan itu," katanya.
Ia menjelaskan dengan saat kejadian berlangsung sudah ada beberapa jemaat yang sudah meninggalkan lokasi gereja. Namun, ada beberapa yang baru datang untuk menghadiri kegiatan misa pada jam berikutnya.
Akibat kegiatan itu, masyarakat berkumpul untuk melihat dari dekat ke lokasi kejadian dan membuat petugas kepolisian harus berusaha keras menghalau maayarakat. Garis polisi di sepanjang jalan Ngagel Madya di sisi utara dipasang supaya masyarakat tidak mendekat masuk ke lokasi kejadian.
Beberapa kaca gereja terlihat pecah dan puing-puing gereja berserakan di sekitar lokasi kejadian.
Kejadian bom ada di tiga lokasi, yakni Gereja Santa Maria Tak Bercela Ngagel, GKI Jalan Diponegoro, dan Gereja Jalan Arjuna. Saat ini, polisi sedang melakukan identifikasi dengan mengolah tempat kejadian perkara (TKP).
Dalam perisitiwa ledakan di Gereja Santa Maria Tak Bercela, ada dua orang yang meninggal dunia. Sementara 13 lainnya mengalami luka.