REPUBLIKA.CO.ID, DEPOK -- Kepala Biro Penerangan Masyarakat Polri Brigadir Jenderal Polisi Mohammad Iqbal mengatakan saat ini, 155 napi terorisme (napiter) yang menyerah pascakerusuhan dan penyanderaan di Rumah Tahanan Markas Korps Brimob Kelapa Dua, Depok sedang dalam proses pemindahan ke LP Nusakambangan.
Proses evakuasi napiter, kata Iqbal dilakukan saat menjelang fajar. Kamis (10/5) pagi, usai operasi netralisasi dengan taktik teknis dan taktis kepolisian, evakuasi mulai dilakukan. Para napiter diberangkatkan ke Nusakambangan.
"155 mungkin saat ini sudah mendekat, kita sudah siapkan beberapa jalur dengan pengawasan ketat," ujar Iqbal di Kompleks Polisi Satwa Baharkam Polri, Kelapa Dua, Depok, Kamis (10/5).
Untuk kejadian yang terjadi sendiri, kepolisian masih melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP). "Dalam beberapa tahapan penanggulangan selama lebih kurang 38 jam alhamdulillah kita dapat melakukan tahapan operasi ini dengan baik," ucap Iqbal.
In Picture: Operasi Pembebasan Sandera di Mako Brimob Selesai.
Kejadian bermula saat Selasa (8/5) petang, terjadi keributan antara napiter dan petugas. Polisi menyebut hal ini karena miskomunikasi soal makanan napi yang dikirim pengunjung.
Namun, kericuhan justru terjadi di mana sembilan petugas menjadi korban. Lima petugas tewas, tiga terluka, satu disandera. Satu korban sandera bebas pada Rabu (9/5) tengah malam.
Petugas melakukan operasi sterilisasi pada Rabu (9/5) hingga selesai Kamis (10/5) pagi. Dari operasi sterilisasi, sebanyak 155 tahanan yang melakukan penyanderaan dinyatakan menyerah disampaikan melalui pengumuman oleh Menkopolhukam Wiranto didampingi Panglima TNI Hadi Tjahjanto, Kepala BNPT Komjen Suhardi Alius, Kastaf Presiden Jenderal Purnawirawan Moeldoko. Napi pun dipindahkan ke Nusakambangan.
In Picture: Keterangan Wiranto di Mako Brimob,