REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Politikus Partai Keadilan Sejahtera Mardani Ali Sera mengajak seluruh masyarakat Indonesia untuk ikut gerakan "2019 Ganti Presiden". Kendati demikian, ia menekankan untuk tetap menghargai perbedaan.
"Kita semua ada dalam persatuan indonesia. Karena itu, gerakan ini terbuka bagi seluruh suku bangsa ras, dan agama. Karena ketika Indonesia dipimpin oleh pemimpin yang tidak kapabel, yang rugi seluruh rakyat Indonesia," ujar Mardani di hadapan peserta deklarasi akbar relawan nasional #2019gantipresiden di dekat Monas, Jakarta Pusat, Ahad (6/5).
Ia menerangkan, berdasarkan hasil kajian para pakar, negeri ini tidak bertambah baik. Ia pun bertanya kepada seluruh peserta aksi soal kondisi ekonomi, listrik, dan sembako apakah sudah baik dan murah atau belum. Peserta aksi menjawab," belum!".
"Kita bangga infrastruktur, tapi mayoritas banyak dari hutang. Karena itu, sudah musyawarah dengan berbagai pihak, kami akan terus berteriak 2019 ganti presiden, insya Allah," kata dia.
Menurutnya, pemerintah saat ini gagal total dalam mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Masyarakat, katanya, tak diberikan kesempatan yang sama dan keadilan sosial itu belum terasa.
Mardani menuturkan, prinsip pergerakan mereka ada tiga, yakni tertib, bersih, dan santun. Menurutnya, bagaimana mau mengurus negara kalau urus diri sendiri tidak bisa. Semua peserta aksi harus tertib, bersih niat, bersih akal, bersih jasad, dan bersih dari sampah.
"Kita tidak boleh mengganggu kawan-kawan (yang berkegiatan) CFD," ujarnya.
Apabila gerakan 2019 Ganti Presiden ini ditunggangi kepentingan pribadi, jelasnya, makan pasti akan hancur sebelum berkembang. Maka itu, ia meminta para peserta untuk mengikhlaskan niat semata-mata karena mencintai negeri ini.
"Kita santun, santun, dan santun. Biarkan perbedaan itu ada. Remai-ramai yang mau dukung dua, tiga, empat periode, monggo. Tapi kita dengan santun tetap mengatakan 2019 ganti presiden. Kit punya alasan dasar untuk menyatakan 2019 ganti presiden," tuturnya.