Jumat 04 May 2018 07:00 WIB

Ganjar: Saya tak Mau Ambil Angka dari Dukun

Merencanakan sesuatu harus dengan ekonomi makro dan angka statistik.

Rep: Andrian Saputra/ Red: Andi Nur Aminah
Dua pasangan calon Gubernur/Wakil Gubernur Jawa Tengah yakni Ganjar Pranowo-Taj Yasin (kiri) dan Sudirman Said-Ida Fauziah (kanan) mengikuti acara Debat Terbuka Pigub Jawa Tengah putaran ke-2 di Sukoharjo, Jawa Tengah, Kamis (3/5).
Foto: ANTARA FOTO/Mohammad Ayudha
Dua pasangan calon Gubernur/Wakil Gubernur Jawa Tengah yakni Ganjar Pranowo-Taj Yasin (kiri) dan Sudirman Said-Ida Fauziah (kanan) mengikuti acara Debat Terbuka Pigub Jawa Tengah putaran ke-2 di Sukoharjo, Jawa Tengah, Kamis (3/5).

REPUBLIKA.CO.ID, SUKOHARJO -- Calon gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo tak bisa memahami pernyataan lawannya, Sudirman Said, yang mengatakan pemimpin yang hanya memperhatikan statistik makro adalah pemimpin yang tak adil dan mengabaikan rasa kemanusiaan.

Makro ekonomi adalah data yang dipakai utnuk pegangan perencanaan pembangunan nasional, termasuk daerah. "Saya akan sulit memahami bagaimana kita merencanakan sesuatu tanpa ekonomi makro dan angka statistik. Saya tak mau mengambil angka-angka itu dari dukun," kata Ganjar menanggapi pemaparan Sudirman Said terkait isi video yang diputarkan Komisi Pemilihan Umum (KPU) Jateng pada segmen ketiga debat terbuka pemilihan calon gubernur dan calon wakil gubernur 2018 di Best Western Premier Solo Baru pada Kamis (3/5) malam.

Video singkat yang diputar KPU Jateng itu mengisahkan tentang seroang ibu yang mengasuh anaknya yang mengalami keterbatasan atau penyandang disabilitas. Ibu tersebut hidup dalam keterbatasan ekonomi. Sebelumnya, menanggapi isi video tersebut, lawan Ganjar Pranowo, yakni Sudirman Said, berkomitmen untuk mengentaskan kemiskinan sebanyak mungkin dalam waktu singkat dengan membuka 5 juta lapangan pekerjaan.

Menanggapi pemaparan Sudirman Said, Ganjar mengatakan, dalam masa kepemimpinannya sebagai Gubernur Jateng sejak 2013, ia telah mempunyai program untuk meng-cover warga miskin dan penyandang disabilitas. "Program ini sudah kita cover. Mereka yang tidak ter-cover, kita punya yang namanya Kartu Jateng Sejahtera. Kita punya TKSK yang punyanya nasional dan Dinsos yang bisa mengambil setiap saat. Itulah layanan publik yang terbuka," tutur Ganjar.

Selain itu, Ganjar pun mengatakan, untuk mempercepat penanganan kasus warga miskin yang mempunyai anak penyandang disabilitas seperti video yang diputar KPU, warga bisa menggunakan sarana media sosial dan layanan pesan singkat untuk melaporkan pada gubernur.

"Maka saya katakan betapa peran serta masyarakat perangkat kades menjadi sangat penting sehingga data menjadi makin rapi. Mereka bisa terdeteksi dengan cepat dan mereka bisa disampaikan pada kita," katanya.

Dalam debat terbuka pilgub Jateng kedua ini, KPU Jateng mengambil tema "Pelayanan Publik dan Perekonomian". KPU membuat enam segmen, yakni penyampaian visi-misi, menjawab pertanyaan panelis, menanggapi video yang diputar KPU, pertanyaan antarcagub, pertanyaan antarcawagub, dan closing statement. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement