REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kamar Dagang dan Industri (Kadin) DKI Jakarta bertekad terus berkontribusi dalam pembangunan. Sebagai tempat berhimpunnya para pelaku usaha, Kadin memiliki peranan yang sangat strategis.
Eddy Kuntadi, selaku Ketua Dewan Pengurus Kadin DKI Jakarta, mengatakan, Jakarta yang merupakan ibu kota negara, dan sebagai mitra dari pemerintah, Kadin berupaya siap bekerja sama dan mengintegrasikan segala programnya. Eddy juga memaparkan, dalam pelaksanaan Rapat Pimpinan Provinsi (Rapimprov) V 1 2018 dengan tajuk "Meningkatkan Sinegitas Kadin dan Pemerintah dalam Mendorong Pertumbuhan Ekonomi yang Berkeadilan dan Berdaya Saing", pihaknya bakal menyinergikan grand design program Kadin DKI dengan pemerintah.
"Karena proses pembangunan membutuhkan dukungan banyak elemen," kata dia di Hotel Grand Sahid, Jakarta, saat Rapimprov V 1 2018, Kamis (26/4).
Kadin DKI, lanjut dia, berupaya mendorong percepatan pembangunan infrastruktur untuk mendukung kegiatan perekonomian. "Supaya Jakarta menjadi kota jasa, Jakarta Services City, yang andal dan kompetitif," ujar dia dalam keterangan resmi.
Yang turut hadir dalam kesempatan itu adalah Wakil Gubernur DKI Jakarta Sandiaga Uno serta Ketua Umum Kadin Roesan P Roeslani. Dalam sambutannya, Sandi berharap pengusaha DKI Jakarta dapat berperan aktif dalam proses pembangunan di Ibu Kota. Khususnya di sektor pekerjaan umum dan perumahan rakyat, perdagangan, dan industri, sesuai program pembangunan yang dicanangkan pemerintah pusat maupun Pemerintah Provinsi DKI Jakarta.
"Peran swasta, nasional, maupun asing saat ini makin dibutuhkan dalam pembangunan perekonomian nasional maupun pembangunan di Provinsi DKI Jakarta," kata Sandi.
Hal itu terbukti, sebagian besar proyek pembangunan infrastruktur dan perumahan dilaksanakan oleh swasta. Demikian juga dalam proses perdagangan dan investasi industri.
"Jakarta sebagai pusat perekonomian nasional hingga kini masih menjadi incaran para investor, terutama di bidang jasa dan perdagangan," papar dia.
Sementara itu, untuk industri manufaktur, investor lebih memilih di luar Jakarta karena lahan dan upah di DKI Jakarta saat ini sudah tergolong tinggi.