Kamis 26 Apr 2018 16:06 WIB

Seratusan Warga di Sekitar Sumur Minyak Aceh Masih Mengungsi

Api di sumur minyak sudah berhasil dipadamkan.

Red: Nur Aini
Petugas Pertamina mendeteksi gas dengan menggunakan Gas Detector di titik ledakan semburan api sumur minyak ilegal di Desa Pasir Putih, Ranto Panjang Peureulak, Aceh Timur, Kamis (26/4).
Foto: Antara/Rahmad
Petugas Pertamina mendeteksi gas dengan menggunakan Gas Detector di titik ledakan semburan api sumur minyak ilegal di Desa Pasir Putih, Ranto Panjang Peureulak, Aceh Timur, Kamis (26/4).

REPUBLIKA.CO.ID, ACEH TIMUR -- Sebanyak 198 jiwa penduduk Desa Pasir Putih, Rantau Peureulak, Aceh Timur, masih mengungsi ke daerah lebih aman akibat kobaran api dari semburan gas bumi di sumur minyak setempat.

"Api sudah padam pukul 5.00 WIB tadi, tapi warga masih mengungsi," ujar Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Aceh, Teuku Ahmad Dadek melalui telepon seluler di Banda Aceh, Kamis (26/4).

Ia telah mendata, ada 55 kepala keluarga dengan 198 orang yang berdomisili di sekitar lokasi terbakar sumur minyak yang menghanguskan lima rumah warga setempat.

Kelima rumah warga itu milik Siti Hafizah (70), Zainabah (85), Ridwan Hutabarat (40), Maryani (60), dan rumah milik Muhammad Yanis (45) yang ludes terbakar pada Rabu, (25/4).

Ahmad melaporkan, saat ini puluhan rumah di sekitar sumur minyak terlihat kosong dengan pintu dan jendela tertutup rapat, seperti tidak ada berpenghuni. Sisa-sisa kebakaran, seperti beberapa alat digunakan penyulingan minyak mentah drum dan kendaraan pengangkut roda dua, terlihat hangus terbakar yang saat ini berada di lokasi.

"Sumur minyak terbakar itu, cuma berjarak 30 meter dari rumah. Warga panik, dan mereka lebih memilih selamatkan keluarganya dulu," ujarnya.

Bupati Aceh Timur Hasballah HM Thaib menegaskan, penyulingan minyak secara tradisional di wilayah tersebut harus ditutup, karena selain ilegal dan cukup berbahaya bagi keselamatan.

"Penyulingan minyak ilegal ini, harus segera ditutup. Karena kebakaran yang menimbulkan korban jiwa, sudah berulang kali terjadi," kata bupati ketika meninjau lokasi ledakan dan kebakaran sumur minyak di Ranto Peureulak.

Beberapa waktu lalu, kebakaran yang sama juga terjadi di lokasi penyulingan minyak mentah di kecamatan yang sama. Hal itu mengakibatkan sejumlah warga meninggal, dan beberapa orang lainnya mengalami luka bakar serius.

"Kita berharap, aparat penegak hukum harus mengambil sikap tegas dengan menertibkan sumur-sumur minyak ilegal ini. Begitu juga dengan PT Pertamina EP Ranau, juga harus menutup sumur yang telah dibuka oleh masyarakat," ujarnya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement