Senin 30 Apr 2018 09:14 WIB

Bau Gas Masih Terasa di Lokasi Semburan Sumur Minyak Aceh

Petugas sedang melakukan survei untuk menentukan langkah yang tepat

Petugas Pertamina mengawasi saluran pembuangan cairan minyak (Lesser) dari lubang ledakan sumur minyak illegal warga di Desa Pasir Putih, Ranto Panjang Peureulak, Kabupaten Aceh Timur, Kamis (26/4).
Foto: Antara/Rahmad
Petugas Pertamina mengawasi saluran pembuangan cairan minyak (Lesser) dari lubang ledakan sumur minyak illegal warga di Desa Pasir Putih, Ranto Panjang Peureulak, Kabupaten Aceh Timur, Kamis (26/4).

REPUBLIKA.CO.ID, BANDA ACEH -- Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Aceh (BPBA) Teuku Ahmad Dadek menyebut, aroma gas masih terasa dari semburan sumur minyak di Kabupaten Aceh Timur.

"Bau gas masih terasa. Tapi saat ini petugas terkait, sedang melakukan survei demi menemukan langkah apa yang dibutuhkan terhadap sumur minyak itu," ujar Dadek di Banda Aceh, Senin (30/4).

Ia mengatakan, tim lapangan tepatnya di Gampong (Desa) Pasir Putih, Rantau Peureulak, Aceh Timur, telah melakukan upaya pengamanan limbah agar tidak mencemari lingkungan sekitar. Saat ini tim teknis terkait sedang memetakan langkah yang dilakukan demi menutup sumur minyak tersebut secara permanen.

Data menyebutkan, ledakan dan terbakarnya sumur minyak pada Rabu, (25/4) pukul 02.05 WIB, telah menewaskan 21 orang, termasuk lima korban meninggal di tempat.

Terdapat 39 orang luka bakar serius, lima rumah terbakar, dan 198 orang mengungsi ke kerabat terdekat akibat ledakan terjadi di saat warga setempat sedang mengumpulkan minyak mentah.

"Tentunya tim lakukan upaya mitigasi, agar kebakaran tidak tersulut kembali. Meski kandungan dari semburan di sumur minyak itu, 85 persennya adalah air," ucap Dadek.

Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Aceh Timur, Syahrizal Fauzi, pekan lalu mengatakan, tekanan semburan dari sumur minyak itu masih mencapai 30 meter dari permukaan tanah.

Selain itu, dia menerangkan, arah angin juga tidak menentu. Sehingga radius hingga 200 meter sangat membahayakan terhadap masyarakat setempat.

"Radius 200 meter sangat berbahaya untuk kesehatan, sehingga kita haruskan seluruh Satgas BPBD yang diposkan disana untuk selalu mengenakan masker setiap saat," tegas Syahrizal

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement