REPUBLIKA.CO.ID, BANDA ACEH -- Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Aceh Teuku Ahmad Dadek menyatakan pemilik sumur minyak yang meledak dan terbakar di Desa Pasir Putih, Kabupaten Aceh Timur, Rabu (25/4) dini hari belum diketahui. menjadi 22 orang. Meski begitu, pihaknya sudah mengetahui pemilik lahan tempat sumur minyak berada.
"Sumur minyak tersebut berada di lahan milik Zainabah," kata Ahmad melalui telepon seluler di Banda Aceh, Jumat.
Penyebab ledakan dan kebakaran sumur minyak ilegal yang mengakibatkan 22 orang meninggal dunia, 37 jiwa menderita luka bakar, lima rumah terbakar, dan 55 kepala keluarga atau 198 orang mengungsi itu pun belum diketahui.
Dari penelusuran diketahui peristiwa itu berawal ketika seorang warga di Gampong (Desa) Pasir Putih, Kecamatan Ranto Peureulak mengabarkan bahwa bahwa telah keluar minyak dari sumur yang dibor secara tradisional. "Di sumur minyak ini juga keluar gas bumi," kata Ahmad.
Menurut Ahmar, sekelompok orang berjumlah lebih dari 10 orang tiba di lokasi sebelum meledaknya sumur minyak itu untuk membuktikan kabar yang menyebut sumur di lahan milik Zainabah telah mengeluarkan minyak. "Mereka ingin mengambil tumpahan minyak yang tak tertampung. Selang tak beberapa lama sekitar pukul 01.30 WIB, baru terjadi ledakan dan menimbulkan kebakaran," kata Ahmad.
Pihaknya hingga kini masih mengumpulkan data sepuluh orang lebih itu. Dilaporkan hari ini semburan minyak bercampur gas diduga masih terjadi di titik ledakan dan kebakaran sumur minyak ilegal tersebut meski kobaran api dari semburan minyak dan gas telah dapat dipadamkan, Kamis (26/4).