Senin 23 Apr 2018 14:20 WIB

Siapa Pelaku Penyuapan Terhadap Prabowo? Ini Jawaban Sodik

Ada pihak luar ingin Prabowo tak menjabat sebagai ketua umum Gerindra.

Rep: Febrian Fachri/ Red: Bilal Ramadhan
Wakil Ketua Komisi VIII Sodik Mudjahid
Foto: DPR
Wakil Ketua Komisi VIII Sodik Mudjahid

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Politkus Partai Gerindra, Sodik Mudjahid, mengatakan, upaya penyogokan terhadap Prabowo Subianto juga pernah terjadi ketika kursi ketua umum Gerindra kosong setelah wafatnya Suhardi. Sodik menyebut, ada kekuatan dari luar Gerindra menginginkan Prabowo tidak menerima tawaran maju menjadi ketua umum Gerindra dengan iming-iming materi.

Pada kenyataannya, kata Sodik, Prabowo mengabaikan iming-iming materi tersebut. Prabowo, lanjutnya, memilih kembali memimpin Partai Gerindra sebagai ketua umum menggantikan Suhardi yang meninggal pada Agustus 2014 lalu karena sakit.

"Ketika ketua umum Gerindra wafat (Suhardi), ada kekuatan dari luar Gerindra yang minta dan iming-imingi materi agar Prabowo tidak ambil posisi sebagai ketua umum Gerindra. Begitu pula untuk tidak maju dalam pilpres," kata Sodik kepada Republika.co.id melalui pesan singkat, Senin (23/4).

Pernyataan ini diberikan Sodik terkait adanya potongan video pidato Prabowo melalui akun Facebook Partai Gerindra. Dalam video tersebut, Prabowo mengatakan, dirinya coba disogok oleh pihak tertentu agar tidak maju lagi di pilpres 2019.

Sodik yang merupakan anggota DPR RI Fraksi Gerindra dari Dapil Jabar 1 mengatakan, video tersebut diambil saat pertemuan kader di Dapil XI Jabar dalam konsolidasi partai jelang Pilkada Gubernur Jawa Barat. Saat itu, Prabowo memang hadir dan memberikan pidato di hadapan kader.

Gerindra diketahui mendukung pasangan Sudrajat dan Ahmad Syaikhu di Pilkada Jabar. "Acara itu (saat Prabowo menyebutkan dirinya disogok) dalam temu kader di Dapil XI Jabar dalam konsolidasi pilgub Jabar," ujar Sodik.

Namun, Sodik enggan menyebutkan siapa oknum yang berupaya menyogok Prabowo untuk tidak menjadi ketua umum Gerindra dan tidak menjadi capres lagi itu. Anggota Komisi VIII tersebut mengatakan, ia tidak berhak untuk mengungkapkannya.

"Soal siapa itu (yang coba menyogok) silakan tanya langsung kepada Ketua Umum (Prabowo) dan sekjen. Kami tidak berhak menyampaikan ke media," kata Sodik menambahkan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement