Senin 23 Apr 2018 09:00 WIB

Jaringan Internet Harus Cakup Wilayah Tengah-Timur Indonesia

Pemerintah harus berburu dengan waktu menyiapkan dan memfungsikan TIK.

Jaringan internet 5G. Ilustrasi
Foto: CNN
Jaringan internet 5G. Ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Jaringan internet belum merata ke seluruh pelosok daerah, utamanya di kawasan Timur dan kawasan Tengah Indonesia.  Untuk itu, pemerintah harus berburu dengan waktu menyiapkan dan memfungsikan infrastruktur teknologi informasi dan komunikasi (TIK) di kedua kawasan itu.

Bamsoet, sapaan akrab Bambang Soesatyo menilai, saat ini, fakta tentang ketimpangan cakupan jaringan internet antara Jawa dengan luar Jawa tampak cukup mencolok, dan karenanya harus segera diatasi. Bahkan, pemerintah harus berani mengakselerasi penyediaan infrastruktur TIK di kawasan Tengah dan Timur Indonesia," kata Bamsoet dalam keterangannya di Jakarta Senin (23/4).

Survei menyebutkan, sudah 143,26 juta orang atau 50 persen dari total populasi Indonesia 262 juta jiwa dijangkau dan menggunakan jaringan internet. Tetapi data ini juga menggambarkan ketimpangan. "Sebab, dari jumlah itu, sekitar 83 juta jiwa atau 58,08 persen-nya adalah masyarakat yang bermukim di Jawa," tambah dia.

Ditambahkan oleh ketua DPR RI tersebut, sementara jumlah warga pengguna internet di Kalimantan, Sulawesi, Bali-Nusa Tenggara dan Papua-Maluku rata-rata masih di bawah 10 persen dari total populasi. Kecenderungan ini mengindikasikan bahwa puluhan juta generasi milenial di sejumlah daerah belum dijangkau jaringan internet.

Hasil survei menyebutkan, sekitar 49,52 persen pengguna internet di Indonesia adalah orang muda berusia 19 hingga 34 tahun atau generasi milenial. Jumlah generasi milenial saat ini diperkirakan lebih dari 100 juta jiwa.

"Artinya, hampir 50 persen generasi milenial belum terjangkau jaringan internet dan belum siap untuk beradaptasi dengan era Industri 4.0 yang serba digitalisasi dan otomasi dewasa ini. Sebagian besar kelompok ini bermukim di kawasan Tengah dan kawasan Timur Indonesia," papar dia.

Tentu saja fakta persoalan ini harus disikapi dengan sangat serius, karena negara berkewajiban menyediakan sarana dan prasarana bagi generasi milenial untuk mengembangkan dan menyiapkan diri menjadi angkatan kerja yang kompetitif dan produktif.

"Mengacu pada tantangan riel itu, pemerintah harus berani mengakselerasi penyediaan infrastruktur teknologi informasi dan komunikasi di kedua kawasan itu," tutup Bamsoet.

Dapat mengunjungi Baitullah merupakan sebuah kebahagiaan bagi setiap Umat Muslim. Dalam satu tahun terakhir, berapa kali Sobat Republika melaksanakan Umroh?

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement