Ahad 22 Apr 2018 06:13 WIB

Pengamat: Jokowi Bisa Pilih Cawapres dari Kepala Daerah

Dua karakter penting untuk cawapres Jokowi: bisa bekerja sama dan mengumpulkan massa.

Rep: Mabruroh/ Red: Ratna Puspita
Presiden Joko Widodo
Foto: Republika/Debbie Sutrisno
Presiden Joko Widodo

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengamat politik dari Universitas Padjajaran Muradi mengatakan Joko Widodo (Jokowi) bisa memilih calon wakil presiden (cawapres) dengan latar belakang kepala daerah. Dia mengatakan Jokowi bisa memilih kepala daerah yang dianggap berhasil. 

Muradi mengatakan Jokowi bisa memilih Gubernur NTB Muhammad Zainul Majdi atau Tuan Guru Bajang (TGB), Gubernur Kalimantan Barat Cornelis, Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan, dan Gubernur Jawa Timur Soekarwo. “Itu kepala daerah yang dianggap berhasil," kata dia kepada Republika, Sabtu (21/4). 

Muradi mengatakan pemilihan cawapres dengan latar belakang kepala daerah tersebut merupakan salah satu karakter penting untuk dipertimbangkan oleh Jokowi, yakni bisa diajak bekerja sama. Dia menerangkan, latar belakang lainnya terkait kemampuan bekerja sama ini bisa juga dari kalangan profesional, TNI atau Polri, dan partai politik. 

Muradi menerangkan, kalangan profesional yang dapat dipilih oleh Jokowi, yakni Sri Mulyani, Susi Puji Astuti, dan Chairul Tanjung. Jokowi juga bisa memilih dari unsur TNI atau Polri seperti Kepala Polri Jenderal Tito Karnavian, dan mantan panglima TNI Jenderal (purn) Gatot Nurmantyo. 

Dari unsur partai politk, dia menambahkan, ada nama Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar dan Ketua Umum PPP Romahurmuziy. Jokowi juga bisa menggandeng Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto yang memiliki latar belakang militer dan politik. 

Muradi menyebutkan kategori bisa diajak bekerja sama ini melengkapi karakter penting lainnya dalam memilih cawapres, yakni kemampuan mengumpulkan massa. Sebab, menurutnya, meskipun menjadi pejawat, Jokowi tetap membutuhkan bantuan untuk pemenangan yang maksimal.

"Ada dua karakter yang harus dimiliki bakal cawapres Pak Jokowi," ujar Muradi. 

Muradi mengatakan sangat penting bagi Jokowi untuk memilih dua karakter tersebut pada calon pendampingnya. “Jangan kemudian bertentangan," ujarnya.

Muradi pun mengingatkan jangan sampai Jokowi salah memilih pasangan yang berimbas pada penurunan elektabilitas setelah diumumkan menjadi capres-cawapres pada September mendatang. "Itulah saya kira disarankan (agar cawapres Jokowi) bisa menopang suara elektoral untuk kemenangan juga," kata dia. 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement