REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA, – Direktur Utama Pertamina, Simon Aloysius Mantiri, menargetkan penyelesaian merger tiga anak usaha Pertamina, yakni PT Pertamina Patra Niaga, PT Kilang Pertamina Internasional (KPI), dan PT Pertamina International Shipping (PIS) pada 1 Januari 2026. Rencana ini diharapkan dapat meningkatkan efisiensi operasional perusahaan.
"Kita sih kejarnya mudah-mudahan per 1 Januari 2026 sudah terlaksana (merger)," ujar Simon setelah menghadiri pelantikan anggota komite BPH Migas di Kantor Kementerian ESDM, Jakarta, Senin (10/11).
Simon menyampaikan bahwa rencana merger ini sudah memasuki tahap finalisasi dan akan dilaporkan ke Danantara untuk mendapatkan persetujuan. Penggabungan ini sebelumnya telah ia sampaikan dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan Komisi VI DPR RI yang membidangi BUMN pada Kamis (11/9).
Langkah ini dianggap penting untuk meningkatkan efektivitas operasional di tengah dinamika global yang menyebabkan penurunan keuntungan Pertamina. Simon menekankan bahwa kondisi global yang berdampak pada penurunan permintaan minyak sementara produksi kilang meningkat menjadi alasan utama keputusan penggabungan ini.
Selain merger, Simon juga akan mengoptimalkan proses bisnis di seluruh lini bisnis Pertamina agar lebih efisien. Fokus perusahaan akan lebih diarahkan pada inti bisnis minyak dan gas (migas), serta energi baru dan terbarukan.
“Yang tidak kalah penting, semua langkah tersebut dilakukan untuk menjaga reputasi perusahaan,” tambah Simon.
Konten ini diolah dengan bantuan AI.