REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Pemilihan presiden 2019 akan digelar setahun ke depan. Media Survey Nasional (Median) merilis hasil survei nasional terbaru terkait elektabilitas kandidat calon presiden dan wakil presiden 2019 - 2024.
Direktur Riset Median, Sudarto, memaparkan hasil survei tersebut. Elektabilitas pejawat Presiden Joko Widodo mengalami kenaikan dari 35 persen pada survei Februari 2018 menjadi 36,2 persen. Survei terbaru digelar pada 24 Maret-6 April 2018.
Elektabilitas capres tertinggi masih ditempati Jokowi dengan 36,2 persen, diikuti Prabowo Subianto dengan 20,4 persen, Gatot Nurmantyo 7 persen dan Jusuf Kalla 4,3 persen. "Kemudian Anies Baswedan 2 persen, Cak Imin 1,9 persen, AHY 1,8 persen dan Anis Matta 1,7 persen," ujar Sudarto memaparkan, di Jakarta, Senin (16/4).
Hasil survei yang berbeda justru diperoleh Ketua Umum Partai Gerindra, Prabowo Subianto. Mantan danjen Kopassus ini mengalami penurunan elektabilitas dari 21,2 persen menjadi 20,4 persen di bulan April 2018.
"Memang hari ini kenapa Pak Jokowi paling tinggi elektabilitasnya, karena masyarakat masih belum menemukan figur yang cocok melawan Jokowi, ada yang katakan Pak Prabowo cocok, ada yang mengatakan Pak Gatot, ada yang mengatakan Pak anies, sehingga suara tersebar di banyak tokoh," kata Sudarto.
Selain capres, Median juga menyurvei elektabilitas cawapres. Sudarto mendapati tidak ada satupun cawapres yang elektabilitasnya di atas 10 persen. Hasilnya Anies Baswedan memiliki elektabilitas yang paling tinggi dengan 6,2 persen.
Berikutnya adalah mantan panglima TNI Gatot Nurmantyo dengan 5,4 persen, Prabowo Subianto 4,9 persen, Cak Imin 4,7 persen. Kemudian AHY dengan 3,8 persen, Wiranto 3,7 perse, HT 3,7 persen, terakhir Anis Matta 3 persen. "Ini menunjukkan yang pertama bahwa hari ini masyarakat belum terlalu fokus untuk memikirkan siapa cawapresnya, masyarakat jauh lebih fokus untuk melihat siapa capresnya" ujarnya.
Survei Median melibatkan 1.200 responden yang dipilih secara random dengan teknik Multistage Random Sampling. Adapun margin of error survei ini sebesar plus minus 2,9 persen dengan tingkat kepercayaan 95 persen.