REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengamat politik dari Universitas Indonesia Cecep Hidayat menilai, pernyataan Amien Rais terkait partai Allah dan partai setan bukanlah tindakan bijak. Sebab, Amien Rais merupakan seorang politikus senior yang kerap dituakan oleh banyak orang dan disebut sebagai Bapak Reformasi.
Tidak sekadar pernyataan yang melintas di telinga masyarakat, Cecep menilai ujaran Amien mampu menimbulkan polemik baru dalam kehidupan berpolitik di Indonesia. "Terlebih, tahun ini merupakan momentum Pemilihan Kepala Daerah yang dilanjutkan Pemilihan Presiden (Pilpres) 2019," ujar Cecep ketika dihubungi Republika.co.id, Senin (16/4).
Ucapan beliau bisa menyentil masyarakat Indonesia yang rata-rata memiliki karakteristik mudah dipengaruhi sentimen agama. Untuk kalangan masyarakat agamis, pernyataan Amien berpotensi mengobarkan semangat jihad atau berjuang, di mana akan mereka implementasikan dengan memilih partai yang disebut Amien sebagai partai Allah.
Pernyataan Amien dilontarkan bukan tanpa dasar ataupun dilakukan secara spontan. Cecep memperkirakan, Amien memiliki harapan untuk meraih dukungan semakin banyak, baik terhadap partai maupun calon yang kelak diusung olehnya.
Harapan masyarakat untuk terpengaruh pernyataan bahkan terstimulus, kemudian mereka memilih partai yang dikategorikan Amien sebagai partai Allah ini mungkin saja terjadi. "Tapi, itu untuk pemilih yang relatif irasional. Kalau untuk pemilih rasional kemungkinan besar tidak terpengaruh," ujar Cecep.
Sebelumnya, Amien menyebut tentang Partai Allah dan Partai Setan setelah mengikuti Gerakan Indonesia Salat Subuh berjemaah di Masjid Baiturrahim, Mampang Prapatan, pada Jumat (13/4). Pernyataan ketua dewan kehormatan PAN tersebut dianggap sebagai pendikotomian partai politik dan menimbulkan pro kontra.