Ahad 15 Apr 2018 10:59 WIB

Blusukan di Sumbawa Barat, Rohmi Diberi Tanah Wakaf

Tanah wakaf merupakan keinginan masyarakat yang mendambakan dibangunnya ponpes.

Rep: Muhammad Nursyamsyi/ Red: Budi Raharjo
Bakal calon wakil gubernur NTB, Sitti Rohmi Djalilah (ilustrasi)
Foto: Muhammad Nursyamsi
Bakal calon wakil gubernur NTB, Sitti Rohmi Djalilah (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID,MATARAM -- Calon wakil gubernur NTB Sitti Rohmi Djalilah menyambangi masyarakat Desa Pelat di Kecamatan Unter Iwis, Kabupaten Sumbawa pada Sabtu (14/4) kemarin. Kehadiran kakak kandung Gubernur NTB saat ini, Tuan Guru Bajang (TGB) Muhammad Zainul Majdi, mendapat sambutan meriah dari masyarakat setempat.

Menariknya, masyarakat setempat menyerahkan tanah wakaf seluas satu hektare kepada Rohmi. Salah seorang tokoh masyarakat Malady Ayang mengatakan pemberian tanah wakaf merupakan keinginan masyarakat Desa Pelat yang sangat mendambakan dibangunnya Pondok Pesantren (Ponpes) di wilayah tersebut.

Penyerahan yang dilaksanakan di Lapangan Umum Desa Pelat ini disaksikan Kepala Desa Pelat Herman, para kadus, ketua RT, ketua RW, tokoh masyarakat, tokoh agama, Tim Kartini serta ratusan masyarakat. "Ini momen bersejarah bagi warga Desa Pelat karena kita telah menemukan calon pemimpin yang amanah untuk menitipkan tanah wakaf ini," ujar Malady dalam keterangan tertulis yang diterima Republika di Mataram, NTB, Ahad (15/4)

Malady mengakui jika penyerahan itu bertepatan dengan momen politik. Namun momen tersebut merupakan kesempatan bagi masyarakat untuk menyampaikan aspirasi kepada calon pemimpinnya. Terlebih lagi Rohmi mengunjungi masyarakat Desa Pelat tak lama setelah kedatangan pasangannya, Calon Gubernur NTB Zulkieflimansyah atau Zul.

Malady menjelaskan, Zul dan Rohmi merupakan tokoh pendidikan yang tentunya jika dibandingkan pasangan lainnya. "Sangat tepat bagi kami menyerahkan tanah wakaf itu kepada Rohmi bagi pembangunan pondok pesantren," ucap Malady.

Meski demikian pembangunan Ponpes tersebut menjadi tanggung jawab bersama baik secara organisasi seperti NW, NU, Muhammadiyah dan lainnya, maupun secara individu serta bagi siapa saja yang ingin berniaga untuk bekal akhirat. Karena di jaman globalisasi sekarang ini generasi masa depan harus dibentengi dengan ilmu agama melalui pendidikan pensantren.

Keberadaan pensantren di Desa Pelat ini juga, lanjut Malady, sebagai jawaban atas keresahan masyarakat selama ini terkait minimnya pendidikan agama bagi anak-anaknya dalam upaya membentuk karakter yang memiliki kecerdasan keilmuan maupun kecerdasan spritual. Selain itu di Desa Pelat sudah ada tiga sekolah dasar negeri dan 1 SMP Negeri.

Ini semakin lengkap dengan keberadaan Ponpes yang di dalamnya ada Ibtidaiyah, Tsanawiyah dan Aliyah, serta tidak menutup kemungkinan ke depannya dibangun perguruan tinggi. Apalagi saat ini pemerintah memberikan perhatian lebih kepada sekolah swasta terkait dukungan anggaran yang lebih besar daripada sekolah negeri.

Disinggung tentang nama Ponpes yang akan dibangun ini, Malady dengan mantap menamakan Ponpes Jamaluddin Almajdiyah. "Semoga niat dan keinginan masyarakat kami di sini dapat difasilitasi Ibu Rohmi dan Ponpes ini bisa berdiri dalam waktu tidak terlalu lama," harap Malady.

Rohmi sendiri menyambut positif penyerahan tanah wakaf ini. "Ini upaya warga Desa Pelat sebagai bentuk ikhtiar dalam memajukan pembangunan di bidang pendidikan," kata Rektor Universitas Hamzanwadi tersebut.

Untuk merespon keinginan masyarakat tersebut, Rohmi yang merupakan Ketua Muslimat Pengurus Besar Nahdlatul Wathan (PB NW) langsung memerintahkan Pengurus Daerah (PD) NW Sumbawa menyiapkan rencana pembangunan Ponpes agar dapat dibangun secara bertahap.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement