REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kereta ringan atau light rail transit (LRT) dipastikan tidak dapat beroperasi pada saat perhelatan kompetisi olahraga internasional Asian Games 2018. Hal ini dikarenakan perkembangan pembangunannya tidak memungkinkan selesai dalam waktu dekat.
Wakil Presiden (Wapres) Jusuf Kalla mengatakan masih terdapat beberapa persoalan dalam pembangunannya seperti yang dilaporkan Direktur PT Adhi Karya (Persero), Tbk Budi Harto kepada Wapres di Jakarta, Rabu (11/4). "(LRT) Tidak bisa di Asian Games itu, tersisa empat bulan. 'Venue'-nya kan banyak, ada di Senayan, Kemayoran, Sunter; ada enam tempat di Jakarta ini. Ini tidak mungkin (menunggu LRT selesai)," kata Wapres Jusuf Kalla kepada wartawan di Kantor Wakil Presiden Jakarta, Rabu.
Wapres menyarankan agar dibuat jalur khusus untuk kontingen dan pemangku kepentingan saat acara Asian Games 2018, sebagai pengganti dari tidak siapnya LRT digunakan selama Agustus hingga September nanti. "Oleh karena itu harus diberikan line-nya. Keputusannya sudah ada, ya itu di sekitar jalan yang dilalui (kontingen) itu, line-nya harus bebas. Mungkin bisa dibuat satu line khusus untuk Asian Games," jelasnya.
Sejumlah permasalahan yang dihadapi dalam pembangunan LRT, lanjut Wapres, memerlukan koordinasi dengan Pemerintah pusat dalam hal ini Kementerian Perhubungan, Pemprov DKI Jakarta dan beberapa BUMN. "Ini semua harus terkoordinasi. Kalau LRT tidak terkoordinasi dengan MRT, tidak terkoordinasi dengan Busway itu nanti orang akan bingung. Oleh karena itu harus ada otoritasnya, tapi yang soal ini, yang terjadi di kota ini selalu bermasalah," ujarnya.
Proyek kereta ringan atau LRT direncanakan akan digunakan untuk mengangkut rombongan kontingen Asian Games 2018 di Jakarta dan Palembang. Hingga saat ini, untuk gelaran Asian Games di Jakarta dipastikan penyelesaian pembangunan LRT tidak dapat diselesaikan. Namun untuk di Palembang, LRT dapat dioperasikan untuk kontingen.