REPUBLIKA.CO.ID, KULON PROGO -- Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta, bekerja sama dengan Tim Peneliti Geologi Universitas Gadjah Mada melakukan kajian potensi retakan tanah di Dusun Ngrancah, Desa Pendoworejo, Girimulyo.
Kepala Pelaksana BPBD Kulon Progo Gusdi Hartono di Kulon Progo, Rabu (4/4), mengatakan bahwa di wilayah ini ditemukan sejumlah titik rekahan panjang dan dalam, beberapa di antaranya di Dusun Soropati, Desa Hargotirto, Kecamatan Kokap.
Kemudian, di Dusun Jeruk, Desa Gerbosari, Kecamatan Samigaluh; Dusun Nogosari, Desa Purwosari, Kecamatan Girimulyo; Dusun Gerpule, Desa Banjarharjo dan Dusun Klepu, Desa Banjararum, Kecamatan Kalibawang; Dusun Kalinongko, Desa Karangsari, Kecamatan Pengasih.
"Jangan sampai salah penanganan dan kami tidak ingin kecolongan. Terlebih lagi rekahan-rekahan yang ada di wilayah tadi sudah memiliki sejarah, salah satunya di Dusun Ngrancah," kata Gusdi,
Ia mengatakan, selama ini longsor yang terjadi sering bersifat parsial dan runtuhan. Padahal, longsoran bersifat sliding (bersifat luncuran) perlu diwaspadai dan memiliki dampak lebih besar dan berbahaya sehingga kini BPBD mulai mempelajari rekahan besar di sejumlah kecamatan.
"BPBD memiliki kekhawatiran titik-titik rekahan tersebut saling berhubungan dan berpotensi menyebabkan longsor yang bersifat sliding yang berdampak fatal," katanya.
Untuk itu, kata Gusdi, BPBD Kulon Progo mengikutsertakan tim dari akademisi untuk mengkaji fenomena rekahan tanah. BPBD ingin mengetahui apakah terdapat konektivitas atau saling berhubungan antarrekahan.
Apabila terbukti ada hubungan saling menyambung antarrekahan di wilayah satu dengan lainnya, dipastikan ada ancaman yang lebih besar daripada longsor yang selama ini terjadi.
Kondisi rekahan tersebut makin mengkhawatirkan karena Perbukitan Menoreh terdiri atas komposisi batuan lapuk.
"Harapannya, kajian akan memunculkan rekomendasi langkah yang harus dilakukan atau ditindaklanjuti segenap pihak berdasarkan tugas pokok dan fungsi masing-masing atau perlunya langkah lain seperi sosialisasi kepada masyarakat hingga perencanaan relokasi," kata dia.
Peneliti Geologi Departemen Teknik Geologi Fakultas Teknik UGM, Wahyu Wilopo, menjelaskan, dalam penelitian awal di lokasi, diketahui bahwa di Dusun Ngrancah, Desa Pendoworejo, tersebut ada dua informasi yang penting diketahui terkait rekomendasi mitigasi bencana.
Dilihat dari kondisi bagian atas permukiman yang berada di sebelah atas, ada potensi longsoran yang bergerak cepat dalam bentuk luncuran. Kewaspadaan dan antisipasi perlu ditingkatkan sebab kemiringan tebing 40 hingga 50 derajat membawa ancaman yang besar.
Sementara itu, di bagian atas bukan hanya terdapat tanah, melainkan juga batu. Selain itu, apabila hujan turun, tiga sampai empat unit rumah yang berada di bagian atas harus mengalah.
"Ada beberapa rumah di bagian lereng dan retakan yang cukup besar sehingga perlu di-monitoring seberapa gerakannya. Setelah musim hujan, kalau memang pergerakannya progresif harus evakuasi," kata dia.