Kamis 09 Dec 2021 23:38 WIB

Bencana Pergerakan Tanah Terjadi di Palabuhanratu Sukabumi

Akibat pergerakan tanah itu, sejumlah rumah warga rusak.

Warga melihat kondisi rumah yang rusak akibat pergerakan tanah (ilustrasi)
Foto: Antara/Dedhez Anggara
Warga melihat kondisi rumah yang rusak akibat pergerakan tanah (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, SUKABUMI -- Bencana pergerakan tanah terjadi di KecamatanPalabuhanratu, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, Kamis (9/12) tepatnya di Kampung Kiaralawang. Bencana ini mengakibatkan rumah warga rusak. 

"Rumah saya kondisinya sudah miring dan lantainya pun terbelah. Rumah yang terdampak bencana pergerakan tanah ini, baru rumah saya, tetapi tidak menutup kemungkinan meluas ke rumah warga lainnya," kata pemilik rumah yang terdampak pergerakan tanah Anisa di Sukabumi. 

Baca Juga

Pantauan di lokasi, permukiman yang terdampak pergerakan tanah tepatnya di RT 01/21, Desa Citepus, Kecamatan Palabuhanratu baru beberapa hari terjadi. Awalnya muncul retakan tanah di sekitar permukiman warga kemudian menjalar yang retakannya hingga rumah yang dihuni oleh pasangan suami istri Rizal Muttakin (30) dan Anisa (28). 

Bahkan dampak dari pergerakan tanah ini tidak hanya membuat lantai keramiknya terbelah, tetapi merusak pondasi yang mengakibatkan rumah tersebut menjadi miring. Dinding rumahnya pun sudah retak-retak.

Menurut Anisa, retakan pertama kali ditemukan pada kamarnya, kemudian terus meluas hingga ke beberapa bagian ruangan lainnya. Kondisi pergerakan tanah semakin parah saat hujan deras karena tanah menjadi labil mengakibatkan beberapa titik di dalam rumahnya sudah amblas.

Khawatir rumahnya rubuh, ia, suami dan anaknya pun memilih untuk mengungsi ke rumah orang tuanya yang jaraknya tidak jauh dari rumahnya. Tapi sesekali dia memeriksa kondisi rumahnya karena masih banyak perlengkapan rumah tangga dan barang elektronik yang belum dipindahkan. 

"Rumah masih tetap digunakan tapi hanya sebatas dipergunakan untuk masak saat siang hari, namun pada sore hingga pagi kami dan keluarga mengungsi ke rumah orang tua karena takut rumah tiba-tiba ambruk dan kami bisa saja tertimbun," tambahnya.

Akibat bencana ini dia pun melapor ke ketua rukun tetangga (RT) agar pemerintah setempat bisa segera menanggulangi. Karena jika didiamkan dampaknya akan semakin luas. Anisa pun berharap ada bantuan seperti dibuatkan tembok penahan tanah (TPT) di sekitar permukiman warga karena tidak jauh dari rumahnya terdapat aliran sungai. 

Sebelumnya, bencana serupa terjadi di Kecamatan Palabuhanratu tepatnya di Kampung Nyalindung, Desa Pasirsuren yang mengakibatkan 37 rumah rusak. Satu warga meninggal dan sebagian penyintas memilih untuk mengungsi ke tempat yang lebih aman.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement