REPUBLIKA.CO.ID, SUKABUMI -- Sebanyak dua titik di Kabupaten Sukabumi dilanda bencana pergerakan tanah, Kamis (11/11). Dampaknya sebanyak tujuh sembilan rumah terdampak akibat kejadian tersebut.
Data Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sukabumi menyebutkan, bencana itu terjadi di Kecamatan Gegerbitung dan Cisolok. Pusat Pengendali Operasi (Pusdalops) BPBD Kabupaten Sukabumi, Sandra Fitria mengatakan, pergerakan tanah pertama terjadi di Kampung Pasir Talang RT 13 RW 04 Desa Cijurey, Kecamatan Gegerbitung.
"Kejadian bermula pada pada 4 November 2021 lalu terjadi hujan dengan intensitas tinggi dan lama yang mengakibatkan areal persawahan mengalami anjlokan tanah," ujar dia.
Gerakan tanah ini dengan ketinggian awal 20 centimeter dan lebar 10 centimeter. Sandra mengatakan, setelah hampir sepekan anjlokan bertambah ada yang ketinggian satu meter, kedalaman satu meter hingga empat meter dan lebar dari 10 centimeter hingga 40 centimeter. Dan di area mahkota anjlokan sudah berbentuk tapal kuda dengan panjang retakan sekitar 60 meter.
"Di atas mahkota retakan terdapat permukiman warga, jarak dari titik gerakan ke permukiman terdekat sekitar 20 meter," kata Sandra.
Rumah warga yang terancam dan paling dekat sebanyak tujuh unit. Selain itu tanaman pertanian seluas satu hektare juga terdampak. Di mana areal persawahan untuk sementara tidak di aliri air.
Sandara mengatakan, petugas penanggulangan bencana kecamatan (P2BK) Gegerbitung telah meninjau lokasi kejadian. Selain itu melakukan koordinasi pemdes, Bhabinkamtibmas , Babinsa, Polpp Gegerbitung, dan aparat kecamatan.
Bencana pergerakan tanah kedua berada di Kampung Cipanas RT 06 RW 02, Desa Wangunsari, Kecamatan Cisolok, Sukabumi. "Hujan deras menyebabkan tanah bergerak dari sekitar wilayah pembangunan proyek, dan saat ini dilaksanakan kajian oleh tim dari PVMBG," kata P2BK Kecamatan Cisolok Andri Firmansyah.
Rumah warga yang terdampak yakni sebanyak dua unit. Selain itu terjadi retakan tanah yang semakin membesar disekitar lokasi proyek pembangunan destinasi wisata.n riga nurul iman