Rabu 04 Apr 2018 05:23 WIB

Jutaan Orang Pesan Martabak dan Ayam Geprek Lewat GO-FOOD

Go-JEK menggelar GO-FOOD festival di Kota Bekasi.

Rep: Fergi Nadira B/ Red: Andri Saubani
Penjabat (Pj) Wali kota Bekasi, Ruddy Ganda Kusumah dan jajaran dalam acara pembukaan Festival Go Food di Grand Galaxi City, Bekasi, Senen (2/4).
Foto: Republika/Fergi Nadira
Penjabat (Pj) Wali kota Bekasi, Ruddy Ganda Kusumah dan jajaran dalam acara pembukaan Festival Go Food di Grand Galaxi City, Bekasi, Senen (2/4).

REPUBLIKA.CO.ID, BEKASI -- Aplikasi karya anak bangsa GO-JEK Indonesia mencatat tahun 2017 dengan jasa GO-FOOD-nya, martabak dan ayam geprek menjadi kuliner paling digemari konsumen. Bahkan, permintaannya menembus angka kurang lebih lima juta pelanggan.

Manajer Pemasaran GO-FOOD, Marsela Renata merinci tiga juta pelanggan memilih kuliner martabak, sedangkan sisanya dua juta pelanggan memilih ayam geprek. Mereka memilih dua makanan itu, sebab banyak pedagang yang menyajikan dengan hidangannya 'pas' di lidah dan dijual dengan harga yang terjangkau.

"Dari 125 ribu merchant (pedagang) di berbagai kota di Indonesia, sekitar 80 persen berasal dari usaha mikro kecil dan menengah (UMKM)," kata Marsela dalam jumpa pers GO-FOOD Festival di Mal Grand Galaxi Park (GGP), Kecamatan Bekasi Selatan, Kota Bekasi, Senin (2/4) lalu.

Menurutnya, tak hanya martabak dan ayam geprek yang menuai peningkatan dalam perusahaan dengan pendirinya Nadiem Makarim itu, jumlah merchant dalam layanan GO-FOOD setiap bulan bisa bertambah hingga 1.000 orang. Dia mengklaim, aplikasi yang lahir sejak April 2015 ini menjadi salah satu penyedia layanan antar makanan terbesar di dunia, di luar negara Cina.

Bahkan kata dia, pemesanan sajian melalui layanan Go-FOOD kini sudah menjadi gaya hidup masyarakat Indonesia. Mereka tidak perlu mengantre atau mendatangi restoran, karena hidangan bisa diantar melalui jasa ini.

"Bagi pedagang juga berpengaruh besar karena skala jaringannya juga semakin luas. Bahkan transaksi mereka meningkat 2,5 kali sejak bergabung dengan GO-FOOD," ujarnya.

Guna memperkuat jaringan pedagangan di aplikasi ini, pihaknya menggelar GO-FOOD Festival di Mal GGP, Bekasi Selatan. Sebanyak 30 merchant dengan pelanggan tertinggi berhak mendapatkan kios di festival yang diselenggarakan sejak 8 Maret hingga 8 September 2018.

"Selain membuka jasa layanan antar online, kami juga menyediakan jasa makanan secara offline melalui acara ini. Jadi skala penjualan merchant juga semakin luas, tidak hanya di jaringan," kata dia.

Dalam kesempatan itu, Marsela mempersilakan bagi pedagang yang ingin bergabung dalam layanan ini. Caranya dengan mengisi formulir di situs resmi Go-jek.com atau mendatangi kantor pengelola. "Dalam waktu satu bulan kami targetkan berkas sudah direspons oleh perusahaan," ujarnya.

Penjabat (Pj) Wali Kota Bekasi, R. Ruddy Gandakusumah, mengapresiasi kegiatan tersebut. Dia berharap, kegiatan tersebut dapat lebih memperkenalkan produk kuliner milik pelaku usaha. "Sekarang anak muda tidak hanya bekerja, tapi bisa membuka usaha lewat jaringan dalam internet seperti ini," kata Ruddy.

Sementara itu, pemilik bakso Mukidi bernama Syaiful mengaku, kepesertaannya dalam layanan GO-FOOD sangat membantu mengembangkan bisnisnya. Hanya setahun bergabung dengan layanan ini, dia bisa menambah tiga kios miliknya di daerah Bintara Jaya, Bekasi Barat; Kelapa Gading, Jakarta Utara dan Pulogebang, Jakarta Timur.

"Sebelum bergabung pendapatan satu kios bisa Rp 15-18 juta per hari, kini saat bergabung bisa mencapai Rp 20-25 juta," ujarnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement