Ahad 01 Apr 2018 11:16 WIB

Skandal Umrah, Haruskah Anggota DPR Mengumpat Kasar?

Bukannya bikin tenang, pemerintah malah salahkan jamaah yang ikut travel umrah murah.

Politisi PDIP Arteria Dahlan menyampaikan pendapatnya dalam diskusi polemik di Jakarta, Sabtu (20/1).
Foto: Republika/Prayogi
Politisi PDIP Arteria Dahlan menyampaikan pendapatnya dalam diskusi polemik di Jakarta, Sabtu (20/1).

REPUBLIKA.CO.ID  Oleh: Febrianto A Saputro, Ali Mansur

Skandal besar terjadi di dunia perjalanan ibadah di Tanah Air. Tak tanggung-tanggung, ada lebih dari 140 ribu jamaah umrah gagal berangkat ke rumah Allah karena keserakahan dan kejahatan pemilik perusahaan umrah. Nominal kerugiannya pun mencapai Rp 2 triliun lebih. Dahsyat.

First Travel menjadi pembuka aib tipu-tipu perjalanan umrah yang menggirurkan. Promosi harga murah, sewa artis terkenal, dan iming-iming fee besar untuk agen-agennya menjadi senjata utama trio keluarga Andika Surachman, Anniesa Hasibuan, dan Siti Nuraidah Hasibuan alias Kiki.

Dalam waktu singkat, 60 ribuan jamaah mendaftar dengan total pembayaran Rp 900 miliar lebih. Tapi mereka tak kunjung pergi karena First Travel tidak mampu memberangkatkan. Uang sebanyak itu hilang entah ke mana. Ada yang bilang dipakai untuk bermewah-mewahan, menggelar peragaan busana di luar negeri, jalan-jalan keliling dunia, hingga beli barang-barang mewah.

Abutours pun ikut menggeliat. Ada 80 ribu lebih jamaah gagal beribadah di Tanah Suci. Kerugiannya mencapai Rp 1,4 triliun. Pemilik Abutours Abu Hamzah Mamba terkenal dengan gaya hidup wah dan penuh glamor. Tour ke banyak negara, beli barang mewah, dan memiliki aset ratusan miliar hasil dari tipu-tipu berkedok agama kepada puluhan ribu jamaah umrah.

Ini menjadi skandal besar namun sampai saat ini pemerintah selaku pengawas perusahaan travel tampak biasa-biasa saja. Tak ada penyesalan, tak ada permintaan maaf serius, dan tak ada yang merasa perlu mundur dari jabatannya.

Tak berlebihan jika hal ini meletupkan kekesalan anggota Dewan yang begitu marah kepada pemerintah, dalam hal ini Menteri Agama. Anggota Komisi III DPR Arteria Dahlan sempat mengumpat kasar saat rapat membahas kasus First Travel bersama Kejaksaan Agung dan Kementerian Agama di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (28/3).

Jaksa Agung HM Prasetyo sempat menyinggung kasus First Travel yang sedang disidangkan di Pengadilan Negeri Depok.

Arteria lantas meminta Kejaksaan aktif melacak aset First Travel, tak hanya menginventarisasi aset First Travel.

Di situlah keluar kata kasar Arteria yang ditujukan kepada Kementeria Agama. Arteria menyampaikan hal itu karena pernah duduk sebagai anggota Komisi VIII DPR RI. Menurut dia, kekacauan yang ditimbulkan First Travel disebabkan kelalaian Kemenag.

"Korban First Travel datang ke saya, mereka mengadu ke Kemenag, ke penegak hukum, namun berakhir dengan jawaban itulah akibatnya kalau pakai jasa travel harga murah. Saya tidak terima jawaban seperti ini," ujar politikus PDI Perjuangan itu, Kamis (29/3).

Arteria mengaku geram dengan aksi penipuan ini. "Saya kasihan lihat umat yang telantar. Bisa kalian bayangkan berapa banyak dari mereka yang bertahun-tahun mengumpulkan uang karena rindu menginjakkan kaki di rumah Allah, melihat Ka'bah? Itu yang saya bela. Substansi kegeraman saya di sana," ungkap politisi yang akrab dipanggil Teri ini.

Ia menegaskan ucapannya itu untuk saling mengingatkan dalam kebaikan dan saling mengingatkan dalam kesabaran, bukan untuk permusuhan. Ia meminta dipahami hal tersebut akan sulit dilakukan apabila jerit tangis rakyat masih tidak terselesaikan. Arteria pun meminta maaf terkait umpatannya yang dinilai menyinggung Kementerian Agama.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement