Sabtu 31 Mar 2018 19:03 WIB

Politikus PBB Kritik Fadli Zon, PKS, PAN, dan PPP

Sukmo sebut elite parpol yang ingin memiliki pemimpin seperti di negara lain norak.

Rep: Umar Mukhtar/ Red: Ratna Puspita
Ketua Bidang Pemenangan Presiden Partai Bulan Bintang (PBB) Sukmo Harsono.
Foto: Republika/Dian Erika Nugraheny
Ketua Bidang Pemenangan Presiden Partai Bulan Bintang (PBB) Sukmo Harsono.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Bidang Pemenangan Presiden Partai Bulan Bintang (PBB) Sukmo Harsono mengkritik sikap elite parpol yang balas-membalas terkait perlunya bangsa ini memiliki sosok pemimpin seperti di negara tertentu. Dia menilai perang opini tersebut merupakan sikap yang memalukan. 

Sukmo mengatakan sikap tersebut seolah tidak ada lagi figur terbaik di dalam negeri. Lewat aksi saling balas tersebut, ia mengatakan, rakyat Indonesia disuguhi perdebatan norak antara elite parpol. 

“Fadli zon mengatakan Indonesia butuh sosok seperti Vladimir Putin, dibantah oleh PKS, yang bilang butuh sosok Erdogan, disanggah lagi oleh PAN, yang mengatakan lebih butuh sosok Lee Kuan Yew sementara Ahmad Baidowi, PPP, menyebut Fadli Zon kebanyakan nyinyir," kata dia dalam keterangan tertulis yang diterima, Sabtu (31/3).

Sukmo menambahkan, para elite parpol saat ini memberikan penilaian tentang betapa rendahnya anak-anak bangsa Indonesia sendiri sehingga seolah tidak ada figur yang mumpuni. Hal ini justru mengabaikan persoalan mendasar di negara sendiri. "Ini sangat memalukan dan norak," ujarnya.

Menurut Sukmo, sudah jelas masalah bangsa Indonesia lima sampai 10 tahun ke depan adalah soal bagaimana membayar utang akibat pembangunan infrastruktur yang masif oleh rezim pemerintahan Joko Widodo (Jokowi). Sebab pembangunan ini, lanjutnya, dilakukan dengan menggunakan dana utang.

Persoalan lain yang justru harus disorot yaitu potensi terpecahnya wilayah akibat politik SARA dan kemiskinan yang tak kunjung menemukan solusi yang strategis. "Sudah jelas masalah bangsa ini adalah potensi deintregrasi wilayah akibat politik SARA yang kotor, sudah jelas masalah bangsa ini adalah potensi menjadi bangsa miskin ada di depan mata, dan konflik regional khususnya dengan Cina," kata dia.

Karena itu, Sukmo menyatakan, semestinya figur pemimpin yang mampu mengatasi semua itulah yang harus disodorkan kepada masyarakat, bukan mengidolakan figur asing. Menurut dia, Indonesia tidak kekurangan figur untuk dicalonkan pada Pilpres 2019. 

Bahkan, dia mengatakan, Jokowi bisa lebih baik jika ada wapres yang lebih baik dalam waktu ke depan. “Ada Prabowo, ada Yusril Ihza Mahendra, ada Zulkifli Hasan, ada Gatot Nurmantyo dan lainnya. Mereka tinggal bagaimana memasangkan agar jadi kekuatan yang ideal, begitu aja kok repot," tuturnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement