Jumat 30 Mar 2018 20:16 WIB

Aher Akui Masuk Sembilan Besar Bakal Capres dari PKS

PKS akan terus menyaring bakal capres dari sembilan besar nama yang diperoleh.

Rep: Arie Lukihardianti/ Red: Andri Saubani
Gubernur Jabar Ahmad Heryawan (Aher) memberikan cendera mata pada Ustaz Abdul Somad usai makan siang di Rumah Dinas Gedung Pakuan, Jumat (30/3).
Foto: Republika/Arie Lukihardianti
Gubernur Jabar Ahmad Heryawan (Aher) memberikan cendera mata pada Ustaz Abdul Somad usai makan siang di Rumah Dinas Gedung Pakuan, Jumat (30/3).

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Gubernur Jabar Ahmad Heryawan, mengakui telah mendapat pemberitahuan bahwa dirinya masuk sembilan besar bursa calon presiden (capres) dari PKS. Namun, partainya akan memproses lebih lanjut terkait Capres tersebut.

"Pemberitahuan masuk sembilan besar. Oh ya? Saya nomor satu? Kalau itu belum tahu yang jelas masuk radar sembilan besar. Kan boleh jadi kebijakannya 1-9 yang diambil nomor 2, 3 dan lainnya," ujar Ahmad Heryawan yang akrab disapa Aher kepada wartawan, Jumat (30/3).

Menurut Aher, dari sembilan calon tersebut nanti disaring lagi. Terkait ikhtiar, ia terus menjalankan diri sebagai gubernur supaya baik. "Tugas baik itu sampai akhir harus ditunaikan sebaik-baiknya," katanya.

Saat ditanya terkait komunikasi dengan Prabowo, menurut Aher, ia tidak langsung seperti itu. Karena, komunikasi dilakukan dengan partai. "Boleh jadi kan ada sejumlah kandidat. Mungkin ada tiga pasang. Yang penting demokrasi berjalan lancar. NKRI tidak boleh ada yang ganggu gugat. Kita hidup dalam kebinekaan," katanya.

Sedangkan, terkait komunikasi dengan Gubernur NTB TGH Muhammad Zainul Majid atau TGB (Tuan Gurun Bajang), menurut Aher walaupun sering bertemu tapi ia belum pernah membahas Pilpres 2019. "Tapi sesama gubernur sering ketemu dalam acara-acara asosiasi. Kita selalu bertemu akrab. Dengan Pakde Karwo akrab, dan lain-lain beakrab. Tapi, pembicaraan terbatas belum pernah ada pembicaraan," katanya.

Aher menegaskan, ia mengikuti saja dalam proses. Jadi, mengalir saja. "Saya punya prinsip gini. Amanah kepemimpinan khususnya jangan diberikan oleh orang yang terlalu mau dan tidak mau. Tapi di tengah saja. Urusan kepemipinan itu berat," katanya. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement