Jumat 30 Mar 2018 19:45 WIB

Rencana Pembangunan Kereta Angin di Bekasi Dipastikan Gagal

Rencananya kereta angin akan menghubungkan Kemang Pratama dengan Harapan Indah

Rep: Fergi Nadira/ Red: Bilal Ramadhan
Kereta angin (ilustrasi)
Foto: AP/John Raoux
Kereta angin (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, BEKASI -- Rencana pembangunan aeromovel (kereta angin) di Kota Bekasi dipastikan gagal terlaksana karena konsorsium swasta dari tiga kontraktor dikabarkan bubar. Menurut Kepala Bappeda Kota Bekasi yang dulu mantan Kepala Dinas Tata Kota Bekasi Koswara, rencana ini tidak akan terlaksana dalam waktu dekat.

"Batal, akan didesain ulang nanti," ujar Koswara melalui pesan singkat kepada Republika.co.id, Jumat (30/3).

Tiga kontraktor di wilayah setempat yang membentuk konsorsium diklaim menyerah karena nilai investasi dianggap sangat tinggi mencapai Rp 2 triliun. Kepala bidang lalu lintas dinas perhubungan (Dishub) Kota Bekasi Johan Budi Gunawan mengatakan, pembangunan ini mandek oleh sebab tidak ada kejelasan dari pihak konsorsium tersebut selama dua tahun.

Kereta yang mampu mengangkut 300 penumpang itu akan dibiayai oleh investor swasta, bukan dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Kota Bekasi. Keseriusan pemerintah terhadap transportasi ini kemudian dituang dalam Nota Kesepahaman (MoU) dengan konsorsium tiga kontraktor, yakni PT PPP Indonesia, PT Cakar Bumi Intergritas, dan PT Intiadi Dwi Mitra Sejati pada Rabu, 25 Maret 2015, lalu.

Rutenya juga sudah dipetakan, dari daerah Kemang Pratama, Kecamatan Rawalumbu sampai Harapan Indah Bekasi, Kecamatan Medansatria dengan jarak 12 kilometer. Lintasannya dibuat melayang di atas dengan ketinggian lima meter dengan jarak masing-masing tiang pancang sejauh 25 meter.

Keberadaan transportasi ini diyakini dapat memangkas waktu perjalanan dari Kemang Pratama-Harapan Indah atau arah sebaliknya dari 45 menit menjadi 30 menit. Moda transportasi massal ini diketahui sebagai proyek kedua setelah Taman Mini Indonesia Indah (TMII), Jakarta Timur pada tahun 1988.

Namun, pembangunan Aeromovel Bekasi ini akan lebih modern seperti yang sudah ada di negara Brasil. Sistem kendali Aeromovel yang ada di TMII masih menggunakan magnet, sedangkan rancangan di Bekasi kontrolnya sudah menggunakan Radio Frequency Identification (RFID).

Moda itu akan dikendalikan dari jarak jauh oleh petugas tanpa ada masinis yang mengemudikannya. Awalnya, Pemerintah Kota (Pemkot) Bekasi optimistis proyek yang dibangun melalui ini bakal dibangun sesuai jadwal, yaitu pada Februari 2016. Namun, sampai saat ini tidak ada kabar dari konsorsium.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement