REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Berkaca pada kasus kasus penyelundupan narkoba transnasional sebelumnya, Polri fokus memantau dua jalur laut perbatasan Indonesia. Dua jalur itu dinilai paling rawan menjadi jalur penyelundupan narkoba.
"Polri sedang fokus pada dua jalur, baik jalur pantai barat Aceh maupun jalur Anambas," ujar Direktur Tindak Pidana Narkoba Badan Reserse Kriminal Polri Brigadir Jenderal Polisi Eko Daniyanto, Jumat (30/3).
Kendati fokus pada dua perairan tersebar, Eko mengungkapkan, jalut perairan Timur Indonesia juga tetap menjadi perhatian. Meskipun, kecil kemungkinan penyelundup melewati jakut tersebut karena harus memutar terlalu jauh dan membutuhkan biaya yang besar.
"Analisis selama tiga bulan oleh Bareskrim, (jalur masuk sindikat narkoba) adalah pantai barat dengan perairan dekat Laut Cina Selatan yang perlu diantisipasi," ujar Eko.
Eko mengakui, luasnya perairan tersebut akan membuat Direktorat Tindak Pidana Narkoba kewalahan jika harus melakukan pemantauan sendiri. Untuk itu, pihaknya juga bekrrja sama dengan direktorat Polri lain maupun institusi di luar Polri, seperti TNI dan Bea Cukai.
"Itu perairan sangat luas banget. yang penting AL sudah punya waktu patroli kemana saja, Bea Cukai kemana saja, ada Pol Air, ada Bakamla. kita bagi bagi saja. Tapi angan tiap hari bersamaan patrolinya, buang-buang energi. Untuk jumlah personel terlalu teknis, kami tidak dapat katakan," kata Eko menutup.