Kamis 29 Mar 2018 19:10 WIB

Pengamat: AHY Paling Mungkin Hanya Jadi Cawapres

Menurut dia, AHY merupakan aset yang punya potensi menjadi pemimpin pada masa depan.

Rep: Umar Mukhtar/ Red: Bilal Ramadhan
Ketua Kogasma Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (kedua kanan) didampingi Istri Annisa Pohan (kanan)
Foto: Antara/Yulius Satria Wijaya
Ketua Kogasma Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (kedua kanan) didampingi Istri Annisa Pohan (kanan)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Analis sosial politik Universitas Negeri Jakarta (UNJ) Ubedilah Badrun menuturkan, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) paling banter menjadi calon wakil presiden (cawapres) di pilpres 2019. Atau, cukup menjadi ketua tim sukses pencalonan presiden untuk pilpres 2019.

"Paling mungkin AHY itu jadi cawapres atau ketua tim sukses capres. Ini juga peluang untuk bisa melejit di 2024. Jadi, kalau dia berhasil dan presiden di mana timsesnya AHY itu menang, kan jadi trust baru dan benefit politik baru buat AHY. Jadi, AHY layak jadi capres, tapi sekarang belum," kata dia, Kamis (29/3).

Ubedilah mengakui AHY memang belum memiliki pengalaman memimpin, baik di ranah eksekutif maupun legislatif. Meski begitu, menurut dia, AHY merupakan aset yang punya potensi untuk menjadi pemimpin psfs masa depan karena punya kapasitas personal menjadi pemimpin dan pengalaman militernya.

"Posisi AHY ini punya kapasitas personal untuk menjadi pemimpin, pengalaman militer untuk menjadi pemimpin. Dan juga ada kekuatan politik di belakangnya, Partai Demokrat. Jadi, tiga itu, dukungan politik, pengalaman, dan kapasitas," katanya.

Lembaga Survei Polcomm Institute merilis hasil surveinya beberapa waktu lalu. Dalam survei tersebut, elektabilitas AHY, yang merupakan Komandan Satuan Tugas Bersama (Kogasma) Partai Demokrat untuk pemenangan pilkada dan pilpres, hanya 0,75 persen.

Sementara, elektabilitas Tuan Guru Bajang (TGB) Zainul Majdi yakni 1,75 persen atau di atas Gubernur DKI Anies Baswedan dengan 1,58 persen. Di atas TGB, terdapat nama mantan panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo dengan 3,50 persen, Prabowo Subianto 29,67 persen, serta Presiden Jokowi sebesar 49,08 persen.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement