Rabu 28 Mar 2018 18:26 WIB

Anak RI Kurang Gizi, Wapres Sindir Menteri Hanya Urus Cabai

Menteri diminta menentukan kebijakan yang mengatasi masalah gizi anak.

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Nur Aini
Wakil Presiden Jusuf Kalla memberikan sambutan pada acara Jakarta Food Security Summit-4 di Jakarta Convention Center, Jakarta, Kamis (8/3). Jakarta Food Security Summit-4 yang diselenggarakan oleh Kamar Dagang dan Industri (KADIN) Indonesia tersebut bertemakan
Foto: Putra M Akbar
Wakil Presiden Jusuf Kalla memberikan sambutan pada acara Jakarta Food Security Summit-4 di Jakarta Convention Center, Jakarta, Kamis (8/3). Jakarta Food Security Summit-4 yang diselenggarakan oleh Kamar Dagang dan Industri (KADIN) Indonesia tersebut bertemakan "Pemerataan Ekonomi Sektor Pertanian, Peternakan dan Perikanan Melalui Kebijakan dan Kemitraan" yang bertujuan untuk meluaskan skala kemitraan dalam mencapai ketahanan pangan nasional

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Presiden Republik Indonesia Jusuf Kalla membuka Pertemuan Nasional Penurunan Stunting di Hotel Borobudur. Dalam pidatonya, wakil presiden sempat menyindir para menteri dan pihak-pihak terkait yang terlalu fokus pada persoalan stok komoditas nasional.

Menurut Jusuf Kalla, mereka terlalu fokus pada persoalan stok cabai, garam, dan beras nasional. Padahal di sisi lain, ada persoalan yang sangat mendasar yakni stunting atau kekerdilan yang dapat mengancam generasi masa depan bangsa.

"Jangan hanya bicara cabai saja atau garam secara nasional padahal ada hal yang sangat mendasar, tidak pernah ada orang marah kalau sayur naik, padahal sayur itu penting tapi begitu garam sulit semua orang marah," kata Jusuf Kalla, Rabu (28/3).

Jusuf Kalla juga sempat menyindir para menteri yang tidak kompak dalam menentukan kebijakan, terutama ketika ada permasalahan stok garam, cabai, dan beras nasional. Menurutnya persoalan tersebut tidak terlalu menyumbangkan faktor besar dalam memperbaiki kualitas generasi Indonesia di masa depan.

Oleh karena itu, wakil presiden mengimbau agar para menteri tidak hanya mengurusi persoalan cabai, garam, dan beras. Tapi juga komoditas lain yang dapat membantu memperbaiki kualitas hidup generasi mendatang.

"Menteri kadang-kadang agak tidak kompak bicaranya, kemudian beras apalagi, padahal yang memberikan kita masa depan bukan hanya beras, bukan hanya garam tapi juga sayuran, buah-buahan, daging," kata Jusuf Kalla.

Jusuf Kalla menyebut, persoalan stunting ini seperti lingkaran setan. Stunting menyebabkan kecerdasan menurun dan merambah ke masalah kemiskinan. Oleh karena itu, pemerintah akan membuat terobosan untuk memutus lingkaran setan tersebut. "Karena itulah pemerintah bertanggung jawab bagaimana keluar dari lingkaran setan ini," kata JK.

Menurut JK, stunting tidak hanya terjadi di kalangan masyarakat miskin namun juga dapat dialami oleh masyarakat menengah ke atas jika mereka tidak memperhatikan gizi anak dan sanitasi yang baik. JK mengatakan, setidaknya ada tiga hal yang perlu diperhatikan untuk menyelesaikan permasalahan stunting. Hal itu antara lain seribu hari pertama sejak bayi lahir, asupan gizi, dan sanitasi yang baik.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement