REPUBLIKA.CO.ID, SYSAV -- Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan (Aher), tertarik dengan pengelolaan sampah di Swedia. Hal itu, diperlihatkan Aher saat melakukan kunjungan kerjanya ke Swedia, ia bersama sejumlah delegasi Jawa Barat lainnya berkunjung ke perusahaan pengelolaan sampah Sysav, di Malmo, Skane Region, Senin (26/3) siang lalu waktu setempat.
Perusahaan ini memiliki dua anak perusahaan, yakni Sysav Industri AB dan Sysav Utveckling AB. Sysav AB menangani limbah industri dan komersial serta limbah rumah tangga yang mudah terbakar. Limbah itu berasal dari kota dan daerah di luar kotamadya pemilik Sysav.
Untuk Sysav Utveckling AB, Sysav Research and Development AB membiayai dan menjalankan proyek untuk mengembangkan dan meningkatkan metode serta teknologi yang ada dan baru di bidang pengelolaan limbah. Menurut Aher, kunjungan ini dilakukan sebagai penjajakan, dan masih dalam tahap pembicaraan. Sebab, kalau teknologi yang digunakan di Sysav ini diterapkan di Jawa Barat bisa saja, tapi memang mahal.
"Kita masih dalam tahap pembicaraan, dan ini penjajakan, " ujar Aher dalam siaran persnya, Selasa (27/3).
Aher mengatakan, di Indonesia termasuk Jawa Barat banyak orang-orang cerdas bahkan mampu menjadi sesuatu. Tak terkecuali untuk menguasai teknologi pengolahan sampah seperti di sini.
"Nah, bisa saja kita sekolahkan anak ITB misalnya untuk mempelajari teknologi itu (pengolahan sampah)," kata Aher seraya mengatakanteknologi pengelolaan sampah di Sysav ini bisa diterapkan di Jawa Barat.
Sementara menurut Asisten Perekonomian dan Pembangunan Provinsi Jabar, Eddy Nasution, teknologi pengelolaan sampah itu memang mahal. Namun, hasilnya cukup positif. Selain itu,pola hidup dan budaya membuang sampah masyarakat di Jabar pun perlahan harus diarahkan.
"Orang kita ini kan cenderung membuang sampah ke lokasi terdekat. Jarang yang mau menenteng sampah hingga ke tempat sampah," katanya.
Jadi, kata Edi, memang penting juga disediakan tempat sampah tak jauh dari rumah atau tempat beraktivitas. Dengan begitu, tidak ada lagi membuang sampah sembarangan. Penerapan teknologi pun efektif karena persediaan dan tempat sampahnya jelas.
Eddy mengakui, bahwa di sini (Malmo) dan Jawa Barat berbeda, selain kesadaran masyarakat, curah hujan di Jabar pun tinggi. Sehingga,sampah dengan cepat berpindah dari lokasi satu ke lokasi lainnya, bahkan mampet di selokan, atau tidak bisa dimanfaatkan untuk material pada pengelolaan sampah seperti di Sysav yang menggasilkan energi listrik dan lainya.
"Seharusnya saat membeli sesuatu yang nantinya menyisakan sampah, di kepala kita sudah harus ada pemikiran akan dikemanakan sampahnya," katanya.
Sementara menurut Kepala Dinas Lingkungan Hidup Pemprov Jabar Anang Sudarna, teknologi pengelolaan sampah di Sysav, bisa diterapkan di Jawa Barat. Karena, kesadaran masyarakat akan semakin baik seiring manfaat yang dihasilkan dari teknologi.Dalam hal ini, teknologi pengelolaan sampah seperti di Sysav, penerapan teknologi itu telah menghasilkan energi listrik yang bisa dimanfaatkan untuk kepentingan masyarakat.
Selain itu, kata dia, hasil pengelolaan sampah yang dilakukan di Sysav pun bisa menghasilkan bahan lainnya yang bermanfaat, seperti material bangunan. "Saya pikir, kendala di masyarakat tidak ada, yang pasti kalau sudah berjalan dan menghasilkan hal positif, masyarakat akan mengetahui dan dengan sendirinya akan paham," kata Anang.