Senin 26 Mar 2018 20:32 WIB

Saat Terbaring di RS, Nyak Sandang Ingin Bangun Masjid

Nyak Sandang ingin agar sumbangan pesawat Aceh itu tak dilupakan generasi saat ini.

Rep: Muhyiddin/ Red: Agus Yulianto
Kakek asal Aceh, Nyak Sandang (91) saat dibesuk Wakil Presiden Aksi Cepat Tanggap (ACT), Iqbal Setyarso di Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat (RSPAD) Gatot Subroto, Jakarta Pusat, Senin (26/3).
Foto: Republika/Muhyiddin
Kakek asal Aceh, Nyak Sandang (91) saat dibesuk Wakil Presiden Aksi Cepat Tanggap (ACT), Iqbal Setyarso di Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat (RSPAD) Gatot Subroto, Jakarta Pusat, Senin (26/3).

REPUBLIKA.CO.ID, Lelaki tua itu berbaring di ruang rawat Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat (RSPAD) Gatot Subroto, Jakarta Pusat, Senin (26/3) siang. Rambut di kepalanya sudah memutih karena uban dan kulitnya tampak keriput, sedangkan matanya sudah tak bisa melihat dengan jelas karena panyakit katarak.

Nyak Sandang (91 tahun), kakek asal Aceh ini merupakan warga Aceh yang turut menyumbangkan hartanya untuk pembelian pesawat Indonesia pertama kali pada tahun 1950-an. Atas jasanya itu, Nyak Sandang diundang untuk bertemu dengan Presiden Joko Widodo ke Istana pada Rabu (21/3) kemarin.

photo
Salah satu donatur pesawat pertama Indonesia Nyak Sandang (91) mengunjungi replika pesawat RI 001 Seulawah di Blangpadang, Banda Aceh, Aceh, Selasa (20/3).

Atas instruksi Presiden Jokowi langsung, akhirnya Nyak Sandang bisa dirawat di RSPAD Gatot Subroto untuk operasi katarak yang akan dilakukan pada Rabu (28/3) mendatang. Dengan operasi itu, Nyak Sandang diharapkan bisa melihat lagi.

Keponakan Nyak Sandang, Maturidi (50) mengatakan, selama ini banyak yang belum mengetahui tentang sejarah pembelian pesawat ini. Karena itu, kata dia, Nyak Sandang ingin agar sumbangan pesawat Aceh itu tidak dilupakan oleh generasi saat ini.

"Beliau dulu terpanggil untuk pembelian pesawat ini karena perihnya sebelum kemerdekaan itu, disamping anjuran dari ulama-ulama Aceh," ujar Maturidi kepada Republika.co.id di ruang rawat Nyak Sandang, Senin (26/3).

Atas jasanya itu, Nyak Sandang hanya meminta kepada Presiden Jokowi untuk membantu pengobatan matanya, sehingga bisa membaca Alquran lagi. Selain itu, jika berkenan Nyak Sandang bersama lima anggota keluarganya juga berharap diberangkatkan ke tanah suci. Kedua keinginan Nyak Sandang tersebut sudah mendapatkan respon dari Presiden Jokowi.

Kini tinggal keinginan Nyak Sandang yang terakhir yang belum mendapat respon, yaitu untuk membangun masjid di kampungnya. Menurut Maturidi, masjid di kampungnya hingga saat ini masih berbentuk pondasi saja. "Beliau minta dibangun masjid di kampungnya untuk diserahkan kepada anak cucunya dan masyarakat," ucap Maturidi.

Keinginan untuk membangun masjid ini pun mendapatkan respon dari Aksi Cepat Tanggap (ACT). Wakil Presiden ACT, Iqbal Setyarso mengatakan, keinginan Nyak Sandang untuk membangun masjid itu tentu tidak berlebihan jika dibandingkan jasanya dalam memberikan pesawat kepada Indonesia. Karena itu, ACT akan mewujudkannya.

"Mewujudkan pembangunan masjid di desanya bukan hal yang berlebihan bila dibandingkan jasanya terhadap negeri ini," kata Iqbal.

photo
Kakek asal Aceh, Nyak Sandang (91) saat dibesuk Wakil Presiden Aksi Cepat Tanggap (ACT), Iqbal Setyarso di Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat (RSPAD) Gatot Subroto, Jakarta Pusat, Senin (26/3).

Menurut Iqbal, masjid tersebut nantinya akan dibangun di desa Nyak Sandang di Kampung Lhuet, kecamatan Jaya, Aceh Jaya. Menurut dia, ACT saat ini memang sedang gencar mengampanyekan program wakaf produktif. Karena itu, kata dia, ACT juga akan mewujudkan Desa di tempat Nyak Sandang menjadi Desa Wakaf.

Saat membesuk Nyak Sandang, Iqbal bersama tim ACT lainnya juga menyerahkan bantuan dana kepada Nyak Sandang sebesar Rp 3 juta. Selanjutnya, ACT juga akan membantu pemulihan Nyak Sandang pascaoperasi katarak pada matanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement