Ahad 25 Mar 2018 17:00 WIB

Purwakarta Ekspor 140 Ton Manggis ke Pasar Cina dan Thailand

Selain Cina dan Thailand, Purwakarta juga menyasar pasar manggis di Vietnam

Rep: Ita Nina Winarsih/ Red: Nidia Zuraya
Buah manggis
Foto: Antara
Buah manggis

REPUBLIKA.CO.ID, PURWAKARTA -- Musim panen raya manggis tahun ini di Kabupaten Purwakarta, menjadi angin segar bagi petani. Pasalnya, sudah 1,5 bulan terakhir manggis yang dipanen petani ini di ekspor ke sejumlah negara.

Dalam sepekan, manggis asal Purwakarta yang diekspor ke luar negeri mencapai tujuh kontainer. Kepala Dinas Pangan dan Pertanian Kabupaten Purwakarta, Agus Rachlan Suherlan, mengatakan, luas perkebunan manggis di wilayahnya mencapai 1.500 hektare.

Saat ini, sedang musim panen raya. Karena, kran ekspor manggis sudah dibuka oleh pemerintah pusat, komoditi unggulan Purwakarta ini akhirnya bisa menembus pasar internasional. "Untuk sementara, ekspor manggis yang baru berjalan 1,5 bulan ini masih menyasar pasar Cina, Thailand dan Vietnam, " ujar Agus, kepada Republika, Ahad (25/3).

Dalam sepekan, ada tujuh kontainer yang membawa manggis tersebut. Satu kontainernya berkapasitas 20 ton. Dengan begitu, dalam sepekan 140 ton manggis Purwakarta membanjiri pasar Cina,Thailand dan Vietnam.

Ekspor manggis ini, lanjut Agus, dilakukan oleh dua perusahaan eksportir yang sudah menjadi rekanan pemerintah pusat. Manggis yang diekspor ini, tentunya sesuai dengan standar permintaan pasar luar negeri. Salah satunya, bebas hama dan penyakit serta memiliki grade A dan B.

Dengan terbukanya peluang ekspor manggis ke sejumlah negara ini, lanjut Agus, pihaknya berharap pendapatan petani manggis akan meningkat signifikan. Minimalnya, ada kepastian soal harga. Tidak seperti sebelumnya. Harga manggis ditentukan oleh para tengkulak.

Selain itu, pihaknya akan terus mendorong supaya seluruh petani manggis di Purwakarta bisa bermitra dengan perusahaan eksportir. Pasalnya, eksportir memiliki packing house berstandar. Dengan begitu, rumah kemas itu sudah teregistrasi sesuai ketentuan.

Sementara itu, Oja Sutisna, salah satu petani manggis asal Desa Cibingbin, Kecamatan Bojong, mengatakan, sebenarnya ekspor manggis asal Purwakarta sudah berlangsung sejak lama. Dengan sasaran negara-negara di jazirah Arab dan Eropa. Akan tetapi, manggis yang dieskpor itu bukan dikenalkan sebagai produk Purwakarta.

"Baru tahun ini, manggis kita di ekspor ke luar dengan membawa nama daerah," ujarnya.

Syarat buah manggis itu bisa diekspor, lanjut Oja, yaitu harus lulus uji laboratorium yang distandarkan pihak bea cukai dan eksportir. Kemudian, warna, ukuran, kadar air, sampai hama dan serangga juga jadi penilaian tersendiri. Jadi, petani harus benar-benar selektif dalam memilih buah manggis yang akan di ekspor.

"Kalau sudah terbiasa jelas sangat menguntungkan. Sebab, harga manggis yang di ekspor ini jauh lebih tinggi dari harga pasaran. Saat ini, harga pasaran buah manggis Rp 20 ribu per kilogramnya," ujar Oja.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement