Jumat 23 Mar 2018 19:38 WIB

Suami Istri di Margahayu Rantai Anaknya Bertahun-tahun

Ada dua anak di rumah yang diduga mengalami gangguan jiwa.

Rep: M Fauzi Ridwan/ Red: Indira Rezkisari
Police line
Foto: Wikipedia
Police line

REPUBLIKA.CO.ID, MARGAHAYU -- Bertahun-tahun lamanya, sepasang suami istri, Eno (70) dan Imas (50), warga Kampung Kebon Kalapa RT 02 RW 06, Desa Sukamenak, Kecamatan Margahayu, Kabupaten Bandung, merantai anak bungsunya, Sudrajat (32). Sudrajat diduga mengalami gangguan kejiwaan sejak usia dini.

Tindakan tersebut dilakukan karena kondisi kejiwaan Sudrajat yang labil dan sering melukai diri sendiri dengan membenturkan kepala ke tembok. Selain itu, Sudrajat sering kabur hingga seminggu lamanya.

Tidak hanya Sudrajat, mereka pun mengurung anak keduanya di rumahnya, yaitu Maesaroh (35) yang juga diduga mengalami gangguan kejiwaan. Maesaroh tidak dirantai karena lebih bisa dikendalikan dan banyak berdiam diri di teras rumah.

"Sudrajat enggak bisa diam, sering ngamuk sama suka benturkan kepala ke tembok. Jadi, bapak terpaksa merantai," ujarnya Imas (50), Jumat (23/3). Menurut dia, Sudrajat pernah kabur dari minggu hingga seminggu lamanya.

Dia mengatakan, kedua anak mereka mulai sakit sekitar usia tiga tahun. Kondisinya, katanya, tiba-tiba anaknya mengalami demam panas dan menangis terus-menerus. "Pas umur tiga tahun nangis terus enggak berhenti. Dari situ jadi seperti ini," ungkapnya.

Ia menambahkan, sebenarnya memiliki tiga anak. Anak pertamanya, Supriatna, meninggal pada usia 38 tahun. Anaknya tersebut tidak mengalami gangguan kejiwaan. Sementara, anak kedua dan ketiga mereka, Maesaroh dan Sudrajat, mengalami penyakit yang diduga gangguan jiwa sejak usia tiga tahun.

Dia menuturkan sempat membawa kedua anaknya untuk berobat dua kali. Namun, tidak ada hasil. "Katanya, ini mah katumpangan ku jurig (diikuti hantu, mistis) dan harus dibawa ke orang pintar," ujarnya. Namun, semua orang pintar dan ustaz yang didatangi tidak sanggup mengobati kedua anaknya.

Sementara itu, Eno mengaku sejak sakit pada usia tiga tahun hingga saat ini kedua anaknya terus dirawat dan diurus. Pihaknya berharap agar kedua anaknya tersebut bisa diobati dengan baik.

Dia mengaku tidak memiliki biaya untuk mengobati kedua anaknya. Apalagi ia hanya pekerja serabutan. Selain itu, mereka tinggal di rumah sederhana semipermanen dengan berdindingkan bilik tanpa cat dan berlantaikan tembok.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement