REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengamat politik dari Universitas Indonesia Cecep Hidayat menilai, kemungkinan majunya tokoh nasionalperempuan ke Pemilihan Presiden (Pilpres) 2019 masih terbuka lebar. Masih ada waktu untuk partai-partai politik melakukan penjaringan dan penyaringan Capres maupun Cawapres, tidak terkecuali menggaet sosok perempuan.
Selain itu, menurut Cecep, majunya kaum perempuan ke kancah pesta demokrasi merupakan hal biasa saja dalam politik Indonesia. "Kita pernah punya presiden perempuan dan menteri perempuan yang memiliki kompetensi luar biasa. Mereka berpotensi untuk menjadi Cawapres, baik itu untuk kubu Jokowi maupun lawannya nanti," ujarnya ketika dihubungi Republika.co.id, Selasa (20/3).
Cecep menambahkan, perjalanan demokrasi Indonesia tidak memandang jenis kelamin sebagai faktor pemberat majunya seorang perempuan sebagai Cawapres. Kompetensi untuk membantu presiden dalam bekerja dan melengkapi kekurangan pasangannya merupakan dua poin prioritas yang selama ini dipertimbangkan. Selain masalah kompetensi, Cecep melihat bahwa dukungan politik menjadi faktor penentu tokoh perempuan maju ke Pilpres 2019.
"Baik itu mereka memiliki latar belakang di bidang politik ataupundidukung partai politik, akan membuat posisi mereka relatif kuat," katanya.
Cecep menyebutkan, setidaknya ada empat tokoh nasional yang berpotensi maju ke Pilpres 2019. Mereka adalah Puan Maharani (MenteriKoordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan), Sri Mulyani (Menteri Keuangan), Susi Pudjiastuti (Menteri Kelautan dan Perikanan) serta Khofifah Indar Parawansa (Mantan Menteri Sosial).