REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) memacu pembangunan Underpass Simpang Tugu Ngurah Rai, Denpasar, Bali yang ditargetkan selesai lebih cepat yakni Agustus 2018. Target semula adalah bulan September 2018.
Menteri PUPR Basuki Hadimuljono Senin (19/3), mengatakan progres fisik pekerjaan saat ini mencapai 40 persen dan ditargetkan selesai pada Agustus, guna mengurangi kemacetan Kota Denpasar. "Underpass ini dibangun bertujuan mengurangi kemacetan di Kota Denpasar serta mendukung pertemuan tahunan Dana Moneter Internasional dan Bank Dunia (IMF-WB) tahun 2018," kata Basuki.
Peserta pertemuan tahunan IMF World Bank ini diperkirakan sekitar 15 ribu orang sehingga diperlukan kelancaran mobilitas ke lokasi berlangsungnya acara. Basuki menjelaskan percepatan pembangunan dibutuhkan karena lokasi ini merupakan simpul kemacetan akibat pertemuan lalu lintas dari empat arah yakni dari dan menuju Bandara Ngurah Rai, Tol Bali Mandara, dan Kota Denpasar menuju kawasan wisata Nusa Dua dan sekitarnya.
Selain itu, Simpang Tugu Ngurah Rai merupakan jalur utama dari dan menuju Bandara Internasional Ngurah Rai mapun Kawasan Wisata Nusa Dua. Upaya percepatan dilakukan dengan menambah jumlah pekerja sehingga dapat dikerjakan secara 3 shift. Shift pertama yakni jam 08.00-17.00 WITA, dilanjutkan shift kedua jam 17.00-23.00 WITA dan shift ketiga jam 02.00-07.00 WITA.
Kementerian PUPR juga telah meminta kontraktor untuk menambah alat dengan tetap memperhatikan kualitas pekerjaan, melaksanakan prosedur keselamatan dan kesehatan kerja (K3) termasuk kebersihan.
Kepala Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional VIII, I Ketut Darmawahana, mengatakan salah satu tantangan dalam pembangunan underpass tersebut adalah lokasinya yang berdekatan dengan bandara.
"Lokasinya yang berdekatan dengan bandara sehingga tidak dapat menggunakan peralatan konstruksi yang terlalu tinggi karena dikhawatirkan mengganggu pesawat yang hendak terbang dan mendarat," kata Ketut.
Selama masa pekerjaan, dilakukan rekayasa lalu lintas dan jalur alternatif misalnya yang menuju Nusa Dua, Uluwatu dan Jimbaran dapat melewati Tol Bali Mandara dan untuk Tujuan Bandara Ngurah Rai dapat melewati Jalan Raya Kuta (Tuban).
Underpass sesuai rencana memiliki panjang 712 meter, lebar 17 meter, dan tinggi 5,2 meter. Dari hasil studi kelayakan (FS), kehadiran underpass dapat mengurangi kemacetan hingga 50 persen dari kondisi semula.
Kemacetan akan terurai karena kendaraan dari Nusa Dua menuju Denpasar atau sebaliknya bisa lebih lancar melalui underpass. Pembangunan telah dimulai sejak September 2017, dengan nilai Rp168,3 miliar melalui anggaran Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional VIII, Ditjen Bina Marga.