Selasa 16 Oct 2018 04:00 WIB

Menakar Untung Penyelenggaraan Pertemuan IMF untuk Indonesia

Terjadi peningkatan jumlah kunjungan wisatawan.

Rep: Sapto Andika Candra/Mutia Ramadhani/ Red: Muhammad Hafil
Bantuan kebencanaan IMF-Bank Dunia
Foto: Republika
Bantuan kebencanaan IMF-Bank Dunia

REPUBLIKA.CO.ID,  NUSA DUA -- Penyelenggaraan Pertemuan Tahunan Dana Moneter Internasional (IMF) dan Grup Bank Dunia (World Bank Group/WBG) di Nusa Dua, Bali diakui sukses oleh banyak pihak. Pujian mengalir dari banyak pihak, termasuk dari Bos IMF dan World Bank.

Indonesia dianggap mampu menyambut puluhan ribu peserta, termasuk pejabat penting di sektor keuangan dari 189 negara di dunia. Di saat yang saat yang sama, pemerintah juga dipadang tidak abai dalam melakukan penanganan tanggap darurat dan pemulihan pascabencana, baik di Sulawesi Tengah dan Nusa Tenggara Barat yang dilanda bencana gempa bumi.

Terlepas dari puja dan puji yang mengalir deras, sejumlah pihak masih menyayangkan penyelenggaraan acara yang dinilai boros dan mengesampingkan duka terhadap korban bencana alam yang menimpa Indonesia. Namun yang perlu diingat, ketetapan Indonesia sebagai tuan rumah Pertemuan IMF-World Bank di Bali tak diputuskan begitu saja. Jalan panjang Indonesia hingga dipercaya menjadi tuan rumah Pertemuan IMF-World Bank dimulai sejak 2014 lalu.

Sehingga bukan perkara mudah untuk tiba-tiba membatalkan acara dan membuat seluruh persiapan sebelumnya menjadi mubazir. Tentu saja, tanpa mengesampingkan ungkapan duka cita yang mendalam atas musibah yang warga NTB dan Sulawesi Tengah.

Namun untuk memberi gambaran yang lebih jelas, mari kita coba telaah untungnya penyelenggaraan Pertemuan Tahunan IMF-World Bank di Nusa Dua, Bali dari angka-angka yang tercatat. Berdasarkan catatan Republika.co.id, pemerintah mengalokasikan anggaran penyelenggaraan Pertemuan Tahunan IMF-World Bank sebesar Rp 855 miliar.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement