REPUBLIKA.CO.ID, REJANG LEBONG -- Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Rejang Lebong, Provinsi Bengkulu, berupaya melestarikan aksara kaganga yang merupakan aksara khas Suku Rejang di daerah itu.
Kabid Pembinaan Pendidikan Anak Usia Dini dan Pendidikan Non-Formal Disdikbud Rejang Lebong Meli Resmani di Rejang Lebong, Selasa (13/3), mengatakan upaya pelestarian aksara kaganga ini dilakukan dengan memasukkannya dalam pelajaran muatan lokal (mulok) di sekolah dasar (SD) di wilayah itu.
"Aksara kaganga ini mulai dipelajari di bangku sekolah dasar, dan sudah dimasukkan dalam pelajaran mulok di setiap sekolah," katanya.
Selain menjadikan pelajaran aksara kaganga sebagai program mulok di tingkat SD di Rejang Lebong, pihaknya juga memperbanyak pengadaan buku yang mempelajari aksara kaganga dan dibagikan melalui taman bacaan maupun perpustakaan yang ada di setiap desa dan kelurahan di 15 kecamatan.
Untuk menyebarluaskan pemahaman penulisan aksara kaganga tersebut, dirinya berharap program ini sudah bisa dilakukan sejak anak sekolah di PAUD dan TK, sehingga semakin banyak orang yang memahaminya.
Sementara itu menurut keterangan Santoso, tokoh masyarakat Rejang Lebong yang selama ini dikenal sebagai salah seorang pelestari aksara kaganga mengatakan, huruf atau aksara kaganga itu merupakan aksara khas Suku Rejang, di mana selama ini baru dipakai untuk penulisan nama-nama jalan dan motif batik pakaian daerah.
Untuk mempermudah kalangan masyarakat mempelajari aksara kaganga ini, dirinya beberapa tahun lalu sudah menciptakan aplikasi komputer dengan harapan nantinya bisa dipelajari oleh berbagai kalangan masyarakat di daerah itu maupun masyarakat luar sehingga tidak punah.
Penggunaan aksara kaganga dan bahasa lokal bagi masyarakat Rejang Lebong khususnya Suku Rejang ini tambah dia, hanya digunakan untuk kegiatan pernikahan, penyambutan tamu maupun pada peringatan HUT Kota Curup setiap tahunnya, di mana selain dilakukan prosesi adat juga perlombaan menulis aksara kaganga.