Ahad 11 Mar 2018 20:53 WIB

Jasa Marga Harap Pengguna Tol Dukung Skema Ganjil-Genap

Jasa Marga mengaku telah menerima respons positif dari masyarakat.

Rep: Ahmad Fikri Noor/ Red: Ani Nursalikah
Antrean kendaraan saat melintas di ruas Tol Jakarta Cikampek, Bekasi, Jumat (2/3).
Foto: Republika/Mahmud Muhyidin
Antrean kendaraan saat melintas di ruas Tol Jakarta Cikampek, Bekasi, Jumat (2/3).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Associate Vice President Corporate Communication PT Jasa Marga Dwimawan Heru Santoso berharap pengguna jalan tol Jakarta-Cikampek bisa menyukseskan penerapan skema ganjil-genap di gerbang Bekasi Timur dan Bekasi Barat. Ia mengaku Jasa Marga telah memberikan sosialisasi dan menerima respons positif dari masyarakat.

"Sudah cukup kami sosialisasikan dan kami juga sudah random mengecek ke pengguna jalan umumnya sudah memahami semua. Kemudian, sebagian besar mendukung dan berharap ini bisa menjadi salah satu cara untuk meningkatkan kelancaran di tol Jakarta-Cikampek," ujar Heru ketika dihubungi Republika.co.id, Ahad (11/3).

Heru mengatakan, kebijakan ini akan terlaksana dengan sukses jika seluruh pihak mendukung. Ia mengatakan, pemerintah melalui Kementerian Perhubungan telah berupaya meningkatkan kelancaran tol Jakarta-Cikampek dengan mengeluarkan peraturan. Kemudian, ujarnya, operator jalan tol yakni Jasa Marga, operator bus, dan pengelola juga mendukung aturan dengan memberikan fasilitas pada pengguna jalan yang terdampak.

"Satu sisi lagi yakni dari pengguna jalan. Kami harap, pengguna bisa mendukung juga sehingga pelaksanaan kebijakan ini berjalan dengan lancar," ujar Heru.

photo

Ia mengaku, penerapan skema ganjil-genap tidak akan efektif memperlancar jalan tol Jakarta-Cikampek tanpa didukung kebijakan lain. Ia mengatakan, penerapan kebijakan tersebut juga diikuti dengan aturan larangan melintas pada kendaraan angkutan barang.

Ia menjelaskan dalam periode mudik lebaran atau natal dan tahun baru terjadi peningkatan volume kendaraan mencapai 50 persen di jalan tol Jakarta-Cikampek. Meski begitu, ia mengatakan kepadatan bisa diminimalisir karena ada larangan kendaraan angkutan barang melintas di jalan tol tersebut.

"Sebanyak 70 persen kendaraan angkutan barang berdasarkan sinyalemen kami itu overload sehingga menjadikan mereka berjalan lambat. Itu menjadi salah satu penyumbang kepadatan," ujarnya.

Ia berharap, dengan kombinasi aturan tersebut akan meningkatkan keberhasilan dalam menurunkan kepadatan di jalan tol Jakarta-Cikampek.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement