Rabu 07 Mar 2018 15:15 WIB

Puluhan Warga Terserang ISPA Akibat Hirup Limbah PT RUM

Warga tidak mempermasalahkan operasional pabrik asalkan limbah tidak berbau.

Rep: Andrian Saputra/ Red: Dwi Murdaningsih
warga Nguter Sukoharjo memasang spanduk bertuliskan penolakan terhadap bau busuk dari PT  Rayon Utama Makmur.
Foto: Republika/Andrian Saputra
warga Nguter Sukoharjo memasang spanduk bertuliskan penolakan terhadap bau busuk dari PT Rayon Utama Makmur.

REPUBLIKA.CO.ID, SUKOHARJO -- Puluhan warga Desa Kedung Winong, Nguter, Sukoharjo terindikasi mengalami infeksi saluran pernafasan akibat menghirup bau limbah PT Rayon Utama Makmur (RUM).  Pengurus Forum Masyarakat Peduli Lingkungan Kabupaten Sukoharjo, Eko Supriyadi mengatakan pascadilakukan pemeriksaan kesehatan yang bekerjasama dengan Muhammadiyah beberapa waktu lalu, terdapat sebanyak 32 warga yang mengalami Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) berat dan 50 warga yang mengalami ISPA ringan.

baca: Bau Busuk Limbah Pabrik PT RUM Resahkan Warga Sukoharjo

"Banyak korban yang masuk rumah sakit dari anak-anak sampai manula. Kami sebenarnya tak masalah pabrik beroperasi asal jangan sampai bau," kata Eko kepada Republika.co.id pada Rabu (7/2).

Eko menjelaskan hingga saat ini warga masih mencium bau tak sedap. Bau yang berasal dari limbah PT RUM itu tercium hingga radius 10 kilometer dari pabrik. Meski begitu, kata Eko, bau sedikit lebih berkurang di banding beberapa bulan lalu. Terlebih pasca berlangsungnya demo yang berujung ricuh, bau limbah hanya tercium sesekali saja oleh warga.

Eko menambahkan dalam surat yang dikeluarkan Pemkab Sukoharjo, PT RUM diberi kesempatan untuk melakukan perbaikan hingga 18 bulan kedepan. Meski warga menilai waktu tersebut lama, Eko mengatakan warga menerima asal PT RUM total tak beroperasi.

"Kami tanyakan ke PT RUM operasinya berhenti, berjalan pun itu pembersihan bahan-bahan supaya tidak membeku," katanya.

Warga Sukoharjo Unjuk Rasa Tolak Bau Busuk Limbah PT RUM

Sementara itu terkait penangkapan sejumlah pendemo pasca aksi yang berlangsung di depan PT RUM pada 22 Februari lalu, kata Eko pihaknya telah meminta bantuan baik dari LBH Semarang dan LBH UGM. Eko mengaku dalam demo tersebut masa meluapkan emosinya sebab setelah menggelar aksi dari pagi hingga siang hari Pemkab Sukoharjo tak juga merespon.

Pada sore hari, sebagian masa mendatangi PT RUM untuk berunjuk rasa di pabrik tersebut. Namun, masa yang tak terkendali melakukan pengrusakan di pos penjagaan pabrik dan pagar pabrik.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement