Rabu 07 Mar 2018 01:07 WIB

Kekerasan Ulama tak Miliki Benang Merah Satu Sama Lain

Hingga kini, polisi belum menemukan seseorang yang mendesain ODGJ.

Rep: Umi Nur Fadhilah/ Red: Agus Yulianto
Paparan tentang Pengungkapan Kasus ITE (Hate Speech, SARA & Hoaks) dan isu penyerangan ulama oleh Kasatgas Nusantara Irjen Pol DR Gatot Eddy Pramono (Staf Ahli Kapolri Bidang Sosial Ekonomi). Rupatama Markas Besar Polri, Jakarta, Senin (5/3).
Foto: Republika/Arif Satrio Nugroho
Paparan tentang Pengungkapan Kasus ITE (Hate Speech, SARA & Hoaks) dan isu penyerangan ulama oleh Kasatgas Nusantara Irjen Pol DR Gatot Eddy Pramono (Staf Ahli Kapolri Bidang Sosial Ekonomi). Rupatama Markas Besar Polri, Jakarta, Senin (5/3).

REPUBLIKA.CO.ID,  JAKARTA -- Kasatgas Nusantara Polri Irjen Pol Gatot Eddy Pramono mengklaim, kekerasan yang menimpa tiga ulama merupakan peristiwa spontan atau tidak terhubung satu sama lain. "Ini kejadian spontan, dikapitalisasi sedemikian rupa, dibumbui," kata Gatot dalam diskusi Indonesia Lawyers Club (ILC) bertema Siapa Dibalik MCA, Selasa (6/3).

Dia mengatakan, hal itu merupakan hasil pengamatan polisi selama dua bulan di Lamongan, Jawa Timur untuk mengetahui apakah ada hubungan orang dengan gangguan jiwa (ODGJ) satu dan lainnya. Berdasarkan pemeriksaan saksi di darat, dia mengklaim, peristiwa kekerasan terhadap ulama tak memiliki benang merah terkait.

Namun, dia mengatakan, berdasarkan penyelidikan polisi di udara, aparat menemukan fakta keterkaitan informasi satu koneksi dan lain, seperti, di Jawa Barat, Jawa Timur, dan Banten.

Gatot mengatakan, untuk meyakinkan hasil pengamatan, kepolisian menggandeng psikiater. Hasilnya, ODGJ di Cicalengka memiliki gangguan jiwa, di Cigondewa memiliki gangguan kepribadian, di Lamongan mengalami gangguan jiwa. "Yang sampaikan dokter psikiater, katakan riil terjadi di lapangan," ujar dia.

Dia mengatakan, polisi belum menemukan seseorang yang mendesain atau mengorganisasi orang dengan gangguan jiwa (ODGJ). Dia menyatakan, kepolisian terus mendalami dan menyelidiki kasus kekerasan terhadap ulama.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement