Senin 05 Mar 2018 10:41 WIB

Tiga Juta Hektare Gambut Riau Rusak

Total luas lahan gambut di Riau mencapai lima juta hektare.

Ilustrasi.
Foto: FB Anggoro/Antara
Ilustrasi.

REPUBLIKA.CO.ID, PEKANBARU -- Badan Restorasi Gambut menyatakan sekitar tiga juta hektare lahan jenis organik tersebut yang ada di Provinsi Riau dalam kondisi rusak. Total luas lahan gambut di Riau mencapai lima juta hektare.

"Riau punya gambut lima juta hektare, hampir tiga jutaan sudah rusak," kata Deputi Bidang Penelitian dan Pengembangan BRG, Dr Haris Gunawan kepada di Pekanbaru, Senin (5/3).

Ia menjelaskan, tiga juta hektare lahan gambut yang masuk kategori rusak tersebut membutuhkan perbaikan tata kelola air yang baik. Dari tiga juta hektare gambut tersebut, 900 ribu hektare diantaranya yang merupakan prioritas BRG untuk diperbaiki.

Namun, dia mengatakan upaya perbaikan atau restorasi gambut dengan skema 3R andalan BRG dilakukan secara bertahap. Untuk 2017 silam, BRG mengklaim telah menyehatkan 30.000 hektare gambut rusak.

Sementara 2018 ini, target meningkat menjadi 140.000 hektare meliputi enam KHG atau kesatuan hidrologis gambut. Guna merealisasikan target tersebut, ia mengatakan BRG akan mengucurkan anggaran sebesar Rp49 miliar.

"Rp49 miliar target tahun depan di enam KHG Prioritas, Meranti, Rokan Hilir, Indragiri Hilir, Kampar dan Bengkalis. Target kita yang pure dana BRG itu 140.000 hektare," urainya.

Skema 3R andalan BRG dalam memulihkan gambut adalah Rewetting (Pembasahan kembali gambut), Revegetation (Revegetasi) dan Revitalization of local livelihoods (Revitalisasi sumber mata pencaharian masyarakat).

Pembasahan kembali gambut dilakukan melalui pembangunan infrastruktur pembasahan gambut antara lain sekat kanal (canal blocking), penimbunan kanal (canal backfilling), dan sumur bor (deep wells). Sedangkan revegetasi gambut dilaksanakan melalui intervensi aktif seperti pembuatan persemaian, pembibitan dan penanaman; maupun intervensi non-aktif seperti mempromosi regenerasi alami (natural regeneration) dan promosi agen penyebar benih (seeds dispersal mechanism).

Sementara itu, kegiatan revitalisasi sumber mata pencaharian dilaksanakan dengan cara mengembangkan kegiatan-kegiatan sumber mata pencaharian alternatif dan berkelanjutan yang ramah gambut baik berbasis lahan (land-based), berbasis air (water-based), dan berbasis jasa lingkungan (environmental services-based).

Hingga dua bulan pertama Februari 2018 kebakaran lahan di Riau mencapai lebih dari 750 hektare di 11 kabupaten dan kota. Wilayah Meranti merupakan daerah yang mengalami kebakaran terparah mencapai lebih dari 230 hektare.

Kondisi itu terancam lebih parah saat akademisi Universitas Riau merilis hasil penelitian yang menyebut kebakaran lahan gambut di Meranti sebenarnya mencapai 1.224 hektare.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement