Jumat 02 Mar 2018 06:06 WIB

Fadli: Ketua BNN Baru Harus Ambil Langkah Strategis

Ketua BNN yang baru harus menggandeng TNI amankan wilayah perbatasan dari narkoba

Pelantikan Kepala BNN. Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN) Heru Winarko mengikuti pengambilan sumpah jabatan oleh Presiden Joko Widodo di Istana Negara, Jakarta, Kamis (1/3).
Foto: Republika/ Wihdan
Pelantikan Kepala BNN. Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN) Heru Winarko mengikuti pengambilan sumpah jabatan oleh Presiden Joko Widodo di Istana Negara, Jakarta, Kamis (1/3).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Ketua DPR RI Fadli Zon meminta Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN) Irjen Heru Winarko harus mengambil langkah strategis untuk mengatasi masuk narkotika dari luar negeri. Salah satunya dengan menggandeng TNI dalam mengamankan wilayah perbatasan Indonesia dengan negara tetangga.

"Kepala BNN yang baru harus mengambil langkah yang kuat dan berani, jika perlu bisa melibatkan TNI untuk mengamankan wilayah laut, darat, dan udara, lalu beberapa daerah perbatasan," kata Fadli, di Kompleks Parlemen, Jakarta, Kamis (1/3).

Langkah itu, menurut dia, diperlukan karena jaringan narkoba internasional sedang mengarah ke Indonesia untuk menjadikan negara kita sebagai pasar narkoba terbesar. Fadli mengatakan masyarakat Indonesia berharap banyak kepada Kepala BNN yang baru, karena masalah narkoba menjadi prioritas tantangan utama yang harus diatasi.

"Berton-ton narkoba masuk ke Indonesia melalui mafia bisnis internasional yang mengeruk keuntungan luar biasa namun menghancurkan generasi kita," ujarnya.

Menurut Fadli Zon, jika tidak segera diambil tindakan drastis yang tegas, Indonesia bisa menjadi bangsa paria gara-gara narkoba dan bisa menjadi Narco-Republic. Dia membaca data BNN, sepanjang tahun 2017 lalu jumlah tersangka kasus narkoba yang berhasil ditangkap naik lebih dari 4.000 persen jika dibandingkan tahun sebelumnya.

"Jika pada 2016 ada 1.238 tersangka yang berhasil ditangkap, maka pada akhir tahun 2017 BNN berhasil menangkap 58.365 tersangka narkoba. Itu baru dari sisi tersangka," katanya.

Fadli yang juga Wakil Ketua Umum DPP Partai Gerindra itu mengatakan, masyarakat dan aparat keamanan harus menyadari jika dalam kajian strategis, bisnis narkoba bukan hanya punya dimensi ekonomi tapi bisa juga punya dimensi politik.

Menurut dia, narkoba saat ini sudah menjadi bagian dari "proxy war", karena itu dalam upaya memberantas narkoba, pemerintah dan aparat keamanan kita harus memasukkan perspektif pertahanan dan keamanan negara juga.

Sebelumnya, Presiden Joko Widodo pada Kamis pagi, melantik Irjen Heru Winarko menjadi Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN). Pelantikan Heru yang dilaksanakan di Istana Negara Jakarta, diawali dengan pembacaan Surat Keputusan Presiden mengenai pengangkatan Heru yaitu Keputusan Presiden RI Nomor 14 Tahun 2018 tentang Pemberhentian dan Pengangkatan Kepala BNN.

Presiden Joko Widodo memilih Irjen Heru Winarko sebagai Kepala BNN atas alasan integritas. Presiden menilai Heru memilikinya, karena latar belakang institusi asal, yakni Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). "Yang paling penting dari sisi integritasnya. Karena peredaran narkoba, duitnya gede sekali, omzetnya gede sekali, gampang menggoda orang untuk berbuat tidak baik," ujar Presiden Jokowi, di Istana Negara, Jakarta, Kamis.

Jokowi juga menunjuk Heru sebagai pengganti Komjen Budi Waseso dengan harapan BNN menjadi lembaga yang lebih profesional dari sebelumnya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement