REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menginginkan setiap rukun warga (RW) mendapat jadwal giliran mengunjungi museum. Program yang diberi label 'Gerebek Museum' itu menyasar seluruh warga Jakarta untuk dijadwalkan secara berotasi di tiap akhir pekan berkunjung ke museum dan difasilitasi Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI.
"Kita 'Gerebek Museum', rutin Sabtu-Minggu, dan ini dijadwalkan," kata Anies dalam pengukuhan pengurus Asosiasi Museum Indonesia (AMI) DKI Jakarta di Balai Kota, Kamis (1/3).
Anies mengatakan, Dinas Pariwisata, Dinas Perhubungan, Dinas Pendidikan, dan dinas-dinas yang lain perlu berkolaborasi terkait program ini. Ada kurang lebih 2.700 RW di Jakarta. Jika setiap RW dijadwalkan untuk mendapat giliran ke museum, pengelolaan dari transportasi hingga teknis penjadwalan harus rapi.
Menurut Anies, pemprov tak susah jika menyediakan bus untuk mengangkut warga ke museum-museum. Anies menyatakan, Pemprov DKI punya bus cukup banyak untuk memfasilitasi program itu. Yang terpenting, kata dia, yakni menggerakkan warga datang ke museum.
Anies mengatakan, untuk warga kelas menengah di Jakarta, relatif mudah jika ingin pergi ke museum menggunakan mobil pribadi di setiap akhir pekan. Tapi, lanjut dia, bagi warga di kampung-kampung biasanya pergi tidak sendirian, tapi selalu bersama rombongan atau bersama-sama tetangga.
Museum Layang-Layang Indonesia
"Pemerintah siapkan transportasinya. Jadi nanti tiap Sabtu-Minggu, bus ini datang ke Museum Layang-Layang misalnya, nanti Museum BI, dijadwalkan saja, diputar, sehingga busnya datang, mau ikut semua boleh, mau ditambahin kendaraan sendiri boleh," ujar Anies.
Di sisi lain, lanjut Anies, pengelola museum juga harus berbenah. Ia menantang setiap kepala museum untuk membuat museum yang dikelolanya menjadi semakin menarik sehingga orang yang berkunjung ke museum mendapat pengalaman berharga. Jangan sampai, kata dia, orang datang justru kapok untuk datang lagi lantaran museum tidak menarik.
Pengunjung melihat pameran Ekskursi Bima di Museum Nasional, Gambir, Jakarta, Selasa (16/1).
Menurut Anies, museum bukan soal barang atau sebuah produk. Ia menilai museum adalah tentang pengalaman, tentang refleksi, tentang proses atas yang dijalani orang-orang yang datang ke tempat tersebut dan keluar mendapatkan sesuatu yang baru. Aspek inilah yang menurutnya sering kali hilang dari museum.
"Museum itu bukan sekadar storage, bukan tempat penyimpanan, museum itu tempat pengalaman. Karena itu setiap mengunjungi museum harus pulang dengan pengalaman baru. Museum itu mengubah dari perjalanan waktu menjadi ruang," jelas Anies.