Senin 26 Feb 2018 19:29 WIB

Relokasi PKL Jamika Ditangguhkan

Rencana pemindahan PKL Jamika ke Cibadak dikhawatirkan timbul masalah baru

Rep: Zuli Istiqomah/ Red: Bilal Ramadhan
Pedagang Kaki Lima (PKL) Bandung melakukan unjuk rasa menolak direlokasi (Ilustrasi)
Foto: Mahmud Muhyidin
Pedagang Kaki Lima (PKL) Bandung melakukan unjuk rasa menolak direlokasi (Ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung belum bisa merealisasikan rencana relokasi pedagang kaki lima (PKL) Jamika ke Cibadak. Rencana ini ditangguhkan sementara waktu karena masih adanya penolakan dari pedagang.

Kasatpol PP Kota Bandung Dadang Iriana mengatakan berdasarkan koordinasi dengan Satgasus (Satuan Tugas Khusus) PKL relokasi ditunda hingga dua bulan ke depan. Pemerintah masih menyiapkan skenario relokasi agar justru tidak menimbulkan permasalahan baru.

"Jadi dikasih waktu 2 bulan (penangguhan). Bapak camat sekarang terus berkomunikasi. Karena kan tahap sosialisasi sudah, saat ini kta sedang berusaha, satgasus sedang berusaha, satpol sedang berusaha," kata Dadang saat dihubungi, Senin (26/2).

Dadang menuturkan Pemkot Bandung masih bernegosiasi dengan para PKL Jamika terkait pemindahan ini, termasuk sosialisasi dengan warga Cibadak. Ia menyebutkan kabar terakhir bahwa warga Cibadak juga menolak rencana relokasi PKL Jamika ke wilayahnya.

Oleh karenanya perlu ada perencanaan dan sosialisasi yang matang sebelum relokasi dijalankan. Menurut Dadang, rencana pemindahan PKL Jamika ke Cibadak masih dikhawatirkan menimbulkan permasalahan baru.

Sebab tidak adanya lahan bagi PKL untuk menempatkan gerobak dagangannya. Tempat relokasi yang baru berada jauh dari tempat tinggal para pedagang.

"Jadi kalau sekitar 200 (gerobak) dikerahkan ke Cibadak, kan jadi masalaah baru nanti. Tapi kan dari pihak satgasus penataanya harus jelas dulu menurut Saya," ujarnya.

Untuk itu sesuai dengan kebijakan Wali Kota lanjut Dadang, rencana relokasi PKL Jamika akan ditangguhkan sementara waktu. Ia pun mengimbau seluruh SKPD yang lain untuk bersama sama mencari solusi atas kebijakan wali kota ini.

Dadang mengungkapkan, bahwa saat ini pedagang masih berjualan di lokasi semula. Namun para pedagang sudah menata titik berdagang mereka secara mandiri, sehingga tidak terlalu menimbulkan kemacetan seperti sebelumnya.

"Jika awalnya mereka berjualan hingga memakan 3 jalur jalan, saat ini hanya 1 jalur. Sekarang ada perubahan. Ya mereka ingin berubah dan dibuktikan oleh mereka. Lokasi ini kan menjadi biang kemacetan sekarang ya mungkin agak lancar. Karena tidak pingin pindah akhirnya mereka menata dan merubah sendiri," tuturnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement