Jumat 23 Feb 2018 20:36 WIB

Pengamat: Capres Alternatif Harus Perbanyak Sosialisasi

Keputusan PDIP kembali mengusung Jokowi, menambah kesulitan munculnya Capres baru.

Rep: Hartifiany Praisra/ Red: Bayu Hermawan
Presiden Joko Widodo
Foto: EPA/Mick Tsikas
Presiden Joko Widodo

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengamat politik Universitas Paramadina Toto Sugiarto menilai, keputusan PDIP kembali mengusung Joko Widodo (Jokowi) di pemilihan presiden 2019, menambah kesulitan munculnya calon-calon presiden baru. Menurutnya, nama-nama yang disebut-sebut berpeluang maju di Pilpres harus bekerja ekstra keras untuk menjadi 'penantang' Jokowi.

Toto mengatakan bahwa sosialisasi perlu dilakukan khususnya oleh pesaing Jokowi. "Memperbanyak sosialisasi, bukan hanya memperkenalkan diri namun juga apa yang akan dia lakukan untuk rakyat," paparnya ketika dihubungi Republika.co.id, Jumat (23/2).

Menurutnya, apa yang selama ini nama capres harus konsisten dalam memperjuangkan rakyat. Salah satu contohnya nama kuat pada bursa capres 2019, AHY. "Mungkin AHY populer, tapi di sisi politik belum bisa jadi dituntut untuk memposisikan dirinya sebagai pesaing Jokowi," ujarnya.

Dengan apa yang dikerjakan Jokowi selama menjadi presiden, tentu penting bagi Capres lainnya dalam menaikkan elektabilitas para pesaing. "Jadi penantang harus bisa membuktikan bahwa dia lebih baik dari jokowi," lanjutnya.

Hal tersebut merupakan tantangan tersendiri bagi para pesaing. Dimana mereka harus bisa memberikan janji-janji yang lebih baik dari jokowi. "Tunjukkan bahwa di era kepemimpinannya akan jauh lebih baik dari era jokowi saat ini," katanya.

Toto menuturkan bahwa para capres sudah seharusnya memperkenalkan diri dan bersosialisasi sejak lama. "Perlihatkan kepedulian kepada mereka, tidak bisa calon-calon itu mengandalkan dari partai saja. Itu tidak akan cukup untuk melewati pemerintahan sekarang," ujarnya lagi.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement