Jumat 23 Feb 2018 06:03 WIB

Ketika Habib Rizieq dan Ustaz Somad Muncul di Survei Capres

Anies Matta menjadi capres pilihan utama dari politikus basis pemilih Islam.

Rep: Ali Mansur, Umar Mukhtar/ Red: Elba Damhuri
Ustadz Abdul Somad menyampaikan tausiyahnya saat Kuliah Dhuha di Masjid Agung Sunda Kelapa, Jakarta, Ahad (4/2).
Foto: Republika/Mahmud Muhyidin
Ustadz Abdul Somad menyampaikan tausiyahnya saat Kuliah Dhuha di Masjid Agung Sunda Kelapa, Jakarta, Ahad (4/2).

REPUBLIKA.CO.ID,  Nama-nama dari kalangan tokoh agama muncul secara tak diduga dalam survei Media Survei Nasional (Median) terkait elektabilitas sejumlah calon presiden 2019. Survei tersebut terlebih dulu menyuguhkan 33 nama tokoh nasional kepada responden yang memiliki hak pilih. Direktur Eksekutif Median Rico Marbun mengungkapkan, meski menyodorkan 33 nama tersebut, penelitiannya tetap mempersilakan responden untuk mengajukan nama lain sebagai calon presiden.

Hingga akhirnya, muncullah dua tokoh agama yang namanya menghiasi media massa belakangan ini, Habib Rizieq Shihab dan Ustaz Abdul Somad. Padahal, dua nama tersebut tidak tercantum dalam daftar nama capres yang disodorkan Median. "Saya kira dengan model seperti ini jauh lebih fair karena lebih terbuka," tutur dia dalam peluncuran hasil survei Median yang dilakukan pada 1–9 Februari 2018, di Cikini, Jakarta Pusat, Kamis (22/2).

Elektabilitas Rizieq dan Abdul Somad sebagai calon presiden, yakni sama-sama 0,3 persen. Keduanya bahkan sanggup mengungguli nama-nama besar yang lain. Di antaranya, Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti dengan 0,2 persen, Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar (0,2 persen), Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini (0,2 persen), dan mantan Panglima TNI Jenderal (Purn) Moeldoko (0,1 persen).

Rico mengatakan, pertanyaan yang diajukan kepada responden saat itu adalah "jika pemilihan presiden dilakukan saat ini, dari daftar nama di bawah ini siapakah yang Anda pilih menjadi Presiden RI, dan jika pilihan Anda tidak ada dalam daftar, harap Anda sebutkan?".

Selain kemunculan dua ulama yang sedang naik daun tersebut, nama mantan Presiden PKS Anis Matta memiliki elektabilitas sebagai capres tertinggi di kalangan politikus basis Islam. Dia mengungguli nama-nama besar lain yang muncul belakangan, seperti Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar, Gubernur NTB Tuan Guru Bajang Zainul Majdi, dan Gubernur Jabar Ahmad Heryawan.

"Capres dengan suara terbesar dari kalangan politikus basis Islam, sejauh ini adalah Anis Matta," ujar Rico.

Di basis tersebut, elektabilitas Anis sebesar 1,5 persen. Di bawahnya adalah Fahri Hamzah, wakil ketua DPR saat ini, dengan 0,9 persen; TGB Zainul Majdi (0,8 persen); Ahmad Heryawan (0,6 persen); Mahfud MD (0,5 persen); Rhoma Irama (0,3 persen); dan Muhaimin (0,2 persen). Nama-nama lainnya, seperti Ketua Umum PPP Romahurmuziy dan Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan (Zulhas), berada di bawah persentase tersebut.

Sementara, Politikus PAN, Muslim Ayub, mengaku pihaknya tidak terlalu percaya dengan hasil survei Median. Ayub pernah meminta kepada Zulhas untuk menjadi penantang Joko Widodo pada 2019 mendatang.

"Meski tidak secara resmi, kami pernah meminta Pak Zul untuk maju, baik itu capres maupun cawapres," ujar Ayub. Dia sangat yakin elektabilitas Zulhas cukup tinggi, tidak seperti yang disampaikan oleh lembaga survei pada beberapa waktu lalu. (Pengolah: agus raharjo)

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement