Kamis 22 Feb 2018 23:04 WIB

Ini Aksi Terbaru Zaadit Pemberi 'Kartu Kuning' Jokowi

BEM turun ke jalan menolak UU MD3 yang diketok DPR.

Seorang mahasiswa UI diamankan oleh Paspampres saat mengacungkan buku kuning untuk Presiden Jokowi, di sela Dies Natalis UI, Jumat (2/2)
Foto: Istimewa
Seorang mahasiswa UI diamankan oleh Paspampres saat mengacungkan buku kuning untuk Presiden Jokowi, di sela Dies Natalis UI, Jumat (2/2)

REPUBLIKA.CO.ID, PEKANBARU -- Zaadit Taqwa, Ketua Badan Eksekutif Mahasiswa Universitas Indonesia yang sempat memberi "kartu kuning" kepada Presiden Joko Widodo, muncul bersama ratusan perwakilan BEM se-Indonesia saat unjuk rasa di Depan Gedung DPRD Riau, Pekanbaru, Kamis (22/2) petang.

Aksi turun ke jalan ratusan BEM se Indonesia tersebut, untuk menyuarakan penolakan terhadap Undang-Undang MD3 yang diketuk palu oleh DPR RI pada sidang paripurna, beberapa waktu lalu. Mereka menilai UU MD3 telah mencederai nilai-nilai demokrasi dengan maksud membungkam rakyat.

"Anggota dewan bukan lagi milik rakyat, mereka hanya mengedepankan kepentingan individu dan kelompok mereka saja. UU MD3 menjadi bukti kepentingan mereka sendiri dan partai politiknya, produk hukum yang dibuat berusaha membungkam rakyat," kata Zaadit Taqwa.

Nama Zaadit Taqwa tengah menjadi sorotan, karena aksinya memberikan kartu kuning kepada Presiden Jokowi saat kegiatan Dies Natalis Ke-68 UI di Depok, Jawa Barat, beberapa waktu lalu.

Kartu kuning diberikan Zaadit sebagai bentuk peringatan atas berbagai masalah yang terjadi di dalam negeri, diantaranya yang menjadi sorotan BEM UI yakni isu gizi buruk di Asmat, isu penghidupan kembali dwifungsi Polri/TNI, dan penerapan peraturan baru organisasi mahasiswa. Aksi itupun, mendapat tanggapan dari Orang nomor satu di Indonesia.

Mahasiswa menganggap para Wakil rakyat telah memanfaatkan kewenangan untuk kepentingan segelintir orang. UU MD3 yang disahkan, menjadi lonceng kematian bagi demokrasi.

"Kami hanya ingin Wakil Rakyat (DPRD Riau) turun. Jumpai kami mahasiswa. Kita diskusikan UU MD3 yang menjadi lonceng kematian demokrasi, jangan jadi Wakil rakyat yang antikritik, mengangkangi kebebasan masyarakat," kata Perwakilan BEM, Rizaldo.

Ratusan massa dari perwakilan demo di Depan Gedung DPRD meblokir Jalan Sudirman, dengan membakar ban, akibatnya arus lalu lintas sementara dialihkan.

Unjuk rasa tersebut dikawal ketat oleh ratusan aparat hukum gabungan yang terdiri dari aparat kepolisian, anggota TNI, dan Satpol PP.

Wakil Ketua DPRD Riau Noviwaldy Jusman, didampingi Sekretaris Komisi III DPRD Riau Suhardiman Amby turun menyambut rekan-rekan mahasiswa. "Kita terima kehadiran kawan-kawan mahasiswa, apa yang disampaikan akan kami teruskan ke pusat," sebut Noviwaldy Jusman.

Diakhir unjuk rasa, ratusan mahasiswa membuat pernyataan sikap yang diteken perwakilan mahasiswa dan disaksikan Wakil Ketua DPRD Riau Noviwaldy Jusman.

Ada tiga poin dalam pernyataan sikap tersebut, yakni menolak UU MD3, menolak realisasi MD3 serta meminta dewan membuat produk hukum berpihak pada rakyat. Pernyataan sikap menjadi rangkaian dalam penutupan Munas BEM ke-II di Kota Pekanbaru, Riau

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement