REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Sejumlah nama santer disebut-sebut tengah mengincar kursi calon wakil presiden untuk mendampingi Joko Widodo di Pemilihan Presiden 2019 mendatang. Sebab, berbagai survei selama ini mengatakan Presiden Jokowi masih menjadi kandidat kuat capres 2019.
Ada nama Zulkifli Hasan dari PAN, Muhaimin Iskandar (Cak Imin) dari PKB, dan Romahurmuziy dari PPP yang santer disebut calon pendamping Jokowi. Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan membantah telah ada perbincangan terkait posisi capres maupun cawapres 2019 mendatang.
"Belum itu, masih panjang masih Agustus nanti," ujar Zulkifli di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta pada Rabu (21/2).
Begitu pun terkait pertemuannya dengan Presiden Joko Widodo kemarin, berkaitan dengan tugasnya sebagai pimpinan MPR. Menurutnya, meskipun pun berbicara mengenai politik nasional namun bukan khusus membahas terkait Pilpres mendatang.
"Memang saya punya jadwal rutin untuk menyampaikan hal hal yang saya terima dari masyarakat, menyampaikan pikiran pikiran, Pak Ketua MPR tolong sampaikan kepada bapak presiden. Ya kalau orang politik, ngomong politik ada. Tapi tidak khusus soal capres cawapres," ujar Zulkifli.
Wakil Sekretaris Jenderal Partai Kebangkitan Bangsa Lukman Edy menilai memang kriteria yang tepat untum calon presiden dan wakil presiden di Pilpres 2019 adalah sosok yang merepresentasikan umat Islam. Hal ini karena di tengah meningkatnya populisme Islam sehingga perlu ada capres yang memiliki perhatian lebih kepada umat Islam.
Selain itu, pilihan agar capres dari kalangan nasionalis dinilai supaya memilih wapres yang merepresentasikan umat Islam itu jauh lebih baik. "Lalu di tengah situasi bangsa yang seperti ini maka, calon presiden atau wapres yang mewakili masyarakat islam modern, itu jauh lebih menjawab persoalan kebangsaan. Tetapi ini kan dalam rangka untuk mengisi kondisi bangsa yang di tengah maraknya populisme islam," ujar Lukman Edy.
Karenanya, ia menilai sosok Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar cocok merepresentasikan umat Islam dan juga mewakili kalangan anak muda. Menurutnya, Cak Imin beserta nama lainnya yakni Zulkilfi Hasan dan Romahurmuziy idealnya duduk bersama menyatukan persepsi, baik terkait persoalan kebangsaan maupun menuju Pilpres 2019.
Ketiganya juga kata Lukman, memang sudah sering bertemu dan juga berdiskusi bersmaa. "Pembicaraan antara mereka belum fokus ke komposisi cawapres Pak jokowi. Tapi secara pribadi saya mendorong mereka untuk berunding sampai tahap situ," ujar Lukman.
Wakil Sekretaris Jenderal PPP Ahmad Baidowi mengatakan untuk cawapres harus dibicarakan bersama dengan partai politik dan juga dengan Jokowi sebagai user. Karena sekalipun partai menghendaki sosok tertentu, namun tidak dikehendaki calon maka dianggap tidak dapat mendongkrak kemenangan.
"Ya apa boleh buat. makanya yang terpenting usernya Pak Jokowi, beliau harus melengkapi kekurangan yang ada di dirinya," ujar Baidowi.
Namun ia menilai, karena Jokowi kurang kuat dukungan dari komunitas Islam, maka sebaiknya dari kalangan Muslim atau santri. Hal ini agar memperkuat antara kelompok nasionalis dan islam tradisional.
"Nasionalis dengan islam tradisional dari dulu selalu berkoalisi. Yang kedua harus berintelektual, tidak hanya sembarang muslim, sembarang santri tapi punya wawasan kebangsaan yang bagus, lebih lebih yang memiliki pemahaman terhadap ekonomi dan infrastruktur yang merupakan domain wapres," ujarnya.