Selasa 20 Feb 2018 21:18 WIB

Dugaan Penelanjangan di Tasik, Kehadiran Polsis Dievaluasi

Bentuk evaluasi bisa menghasilkan standar prosedur baku dalam tiap pelatihan polsis

Rep: Rizky Suryarandika/ Red: Hazliansyah
Garis polisi.   (ilustrasi)
Foto: Antara/Oky Lukmansyah
Garis polisi. (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, TASIKMALAYA -- Polresta Tasikmalaya akan melakukan evaluasi terhadap penerapan program polisi siswa (polsis) pasca dugaan kasus penelanjangan pada siswi Fajrul Islam saat mengikuti pelatihan polsis Sabtu lalu di SMAN 9. Nantinya bentuk evaluasi bisa menghasilkan standar prosedur baku dalam tiap pelatihan polsis.

Kapolresta Tasik AKBP Adi Nugraha mengkonfirmasi adanya kesalahan prosedur dalam pelatihan polsis di SMAN 9. Sebab kegiatan pelatihan belakangan diketahui dilakukan tanpa koordinasi dengan Polsek setempat.

"Evaluasi polsis akan dilakukan, kejadian ini tanpa koordinasi ke Kantibnas kami. Akan sosialisasi supaya tidak terjadi lagi," katanya usai audiensi di Mapolres, Selasa (20/2).

Pihak SMAN 9 sendiri, kata dia, sudah mengakui adanya kesalahan prosedur. Ia berharap peristiwa ini menjadi evaluasi agar ke depannya tak lagi terulang.

"Pelatihan polsis ada kesalahan prosedur diakui SMAN 9 dan sudah minta maaf ke Madrasah. Semoga ke depan jadi pembelajaran," ujarnya.

Selain itu, ia juga akan menindaklanjuti kekhawatiran siswi Fajrul Islam direkam saat dalam kondisi tanpa pakaian.

"Akan perintahkan ke Polsek untuk panggil siswa yang panitia supaya diperiksa. Mudah-mudahan tidak ada rekaman itu," ucapnya.

Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan Kota Tasik Achdiat mendukung rencana evaluasi tersebut. Bahkan ia menawarkan agar tiap kegiatan ekstrakurikuler melampirkan proposalnya.

"Akan dikaji ekskul dan baiknya proposal kegiatannya dikasihkan ke Polres, Koramil, Disdik biar kami tahu substansinya apa. Tanpa guru pendamping itu bahaya," tuturnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement